Harga tak kunjung membaik petani garam merugi

21 Januari 2016 01:12 WIB
Harga tak kunjung membaik petani garam merugi
Seorang petani mengumpulkan garam saat panen di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (15/8). Petani garam mengeluhkan adanya impor garam, mengakibatkan harga garam pada awal panen saat ini turun menjadi Rp350 per kilogram dibandingkan awal panen tahun sebelumnya Rp500 per kilogram. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Masih banyak yang ditimbun di tambak, karena harganya tak kunjung membaik."

Cirebon (ANTARA News) - Harga garam yang tak kunjung membaik meski memasuki musim hujan mengakibatkan para petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami kerugian yang cukup besar.

"Harganya masih murah per kilogramnya hanya Rp 250 meskipun sudah memasuki musim hujan dan kami jelas mengalami kerugian yang cukup besar," kata salah seorang petani garam Tarsono di Cirebon, Rabu.

Menurut dia, biasanya pada saat musim hujan datang harga akan membaik, namun hujan kali ini tidak membantu menaikan harga garam, dimana harga masih sangat murah.

Berbeda dengan tahun lalu, dimana saat musim hujan datang harga langsung merangkak naik dan kenaikannya sangat pesat bisa mencapai Rp 600 per kilogramnya dan kali ini belum ada kenaikan yang berarti.

"Musim hujan kali ini tidak berpengaruh pada harga garam, berbeda dengan musim hujan tahun-tahun yang lalu," jelasnya.

Sementara itu petani lain Tarjan menambahkan, dulu ketika memasuki bulan Januari petani sudah tidak ada yang menimbun garam dan sekarang sudah memasuki bulan Januari, garam masih banyak yang ditimbun di Tambak dan empang.

"Masih banyak yang ditimbun di tambak, karena harganya tak kunjung membaik," tambahnya.

Ia menuturkan, panen raya garam tahun ini banyak petani yang mengalami kerugian, dimana sampai saat ini banyak garam yang belum bisa dijual, karena menunggu harga yang umum yaitu berkisar Rp 600.

"Jelas kami rugi, karena masih banyak garam yang tidak kami jual," pungkasnya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016