• Beranda
  • Berita
  • Peningkatan kadar CO2 air bahayakan kehidupan ikan

Peningkatan kadar CO2 air bahayakan kehidupan ikan

21 Januari 2016 13:16 WIB
Peningkatan kadar CO2 air bahayakan kehidupan ikan
Dokumentasi petani keramba melintas di antara ikan-ikan yang mati di Danau Maninjau di Jorong Alai, Nagari Koto Malintang, Tanjungraya, Agam, Sumatera Barat, Senin (11/8). 350 ton ikan mas dan nila keramba jaring apung Danau Maninjau tepatnya di Alai dan Muko-muko mati mendadak akibat permukaan air panas dan dasar perairan dingin sehingga terjadi pembalikan arus. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Sydney (ANTARA News) - Populasi ikan global bisa terganggu di samudra dunia jika tingkat keasaman air laut terus naik dari kondisinya saat ini, demikian peringatan beberapa ilmuwan kelautan Australia.

Dalam satu analisis pertama di dunia, beberapa peneliti dari University of New South Wales (UNSW) mendapati jika karbondioksida (CO2) atmosfir terus naik, ikan dan hewan lain laut akan mengalami beberapa babak "mabuk", atau hiperkapnia.

Hal ini jika dibiarkan bisa berlangsung sampai 2050, jauh lebih dini dibandingkan dengan perkiraan semula.

Fenomena hiperkapnia diramalkan akan terjadi ketika konsentrasi karbon dioksida di atmosfir melebihi 650 bagian per juta, sehingga membuat ikan jadi mabuk dan benar-benar hilang di laut, kata peneliti utama UNSW Dr. Ben McNeil dari Pusat Penelitian Perubahan Iklim UNSW pada Kamis.

"Karbon dioksida mempengaruhi otak mereka dan mereka kehilangan kesadaran mengenai arah serta kemampuan untuk menemukan jalan mereka pulan ke habitat mereka," kata McNeil di dalam dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.

"Mereka bahkan tidak tahu di mana pemangsa mereka berada," katanya.

Di dalam studi yang disiarkan di jurnal ilmiah Nature, para peneliti tersebut menyatakan mereka menggunakan bank data global mengenai konsentrasi karbon dioksida pada air laut yang dikumpulkan melalui bermacam program oseanografi selama 30 tahun untuk meneliti beberapa variasi alam.

"Ini memungkinkan kami meramalkan untuk pertama kali bahwa osilasi alam ini akan bertambah kuat 10 kali lipat di beberapa wilayah samudra sampai akhir abad ini, jika konsentrasi karbon dioksida atmosfir terus naik," kata penulis lain penelitian itu Dr Tristan Sasse.

Hasil tersebut memperlihatkan hewan di sebanyak separuh permukaan samudra di dunia akan mengalami dampak hiperkapnia, sehingga menimbulkan "dampak sangat besar pada perikanan global serta ekosistem laut di seluruh planet ini", kata McNeil.

Dampak prilaku dan kejiwaan yang diakibatkannya dapat sangat besar bagi peremajaan populasi ikan, susunan masyarakat hewan laut dan fungsi ekosistem laut.

"Masih belum benar-benar diketahui bagaimana ini akan terwujud pada masa depan ... tapi ini menjadi semacam peringatan dini bagi industri perikanan komersial (yang nantinya) harus menangani ini, sebab itu mungkin akan menjadi masalah yang cukup besar," kata McNeil.


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016