Menjajal Bamboo Rafting Loksado

21 Januari 2016 19:26 WIB
Menjajal Bamboo Rafting Loksado
Sejumlah peserta Datsun Risers Expedition menikmati wisata air Bamboo Rafting Loksado, di Sungai Amandit, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Rabu (20/1) (Datsun Indonesia)
Loksado, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Kegiatan wisata air rafting tidak melulu harus menggunakan perahu karet lengkap dengan dayungnya, namun bisa juga menggunakan rakit dan tongkat bambu.

Antara News bersama rombongan Datsun Risers Expedition, Kamis, berkesempatan menjajal Bamboo Rafting di Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, yang berjarak 195 kilometer dari Banjarmasin atau memerlukan waktu tempuh empat jam berkendara mobil.

Untuk memulai Bamboo Rafting yang dikelola warga sekitar, peserta menaiki rakit bambu berukuran panjang lima meter dan lebar satu meter untuk menyusuri aliran sungai Amandit selama 2 jam.

Satu rakit hanya bisa ditumpangi tiga peserta dengan satu pemandu rafting yang akan mendayung rakit yang hanya menggunakan sebilah bambu.

Tantangan yang ditawarkan bukan hanya jeram dan batu-batu di sepanjang sungai yang bisa membuat rakit miring hingga terbalik. Peserta juga harus jaga keseimbangan ke kiri dan kanan ketika rakit bambu itu hendak membelok atau terbentur bongkahan batu kali yang tersembunyi dibalik aliran sungai.

Peserta yang tidak bisa menjaga keseimbangannya akan tercebur ke sungai berkedalaman dua meter saat normal dan tiga meter saat pasang. Namun jangan cemas, peserta telah dilengkapi rompi pelampung.

Menyusuri sungai selama 2 jam tidak akan membosankan karena peserta juga harus menjaga tubuh agar tidak tersangkut ranting pohon yang menjuntai di sisi sungai.

Udara yang masih sejuk dan pemandangan hijau lumut maupun pepohonan di sisi sungai juga menambah pengalaman berwisata air yang lebih alami.

Untuk mengikuti rafting ini dikenakan biaya sebesar Rp400ribu untuk tiga orang selama 2 jam.

Namun minimnya warung makan di lokasi setelah bamboo rafting menjadi nilai minus karena peserta umumnya ingin menikmati teh, kopi panas maupun mie instan setelah 2 jam menyusuri sungai yang cukup dingin.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016