Menurut dinas prakiraan cuaca setempat, Badai Musim Dingin Jonas bergerak ke arah Northeast pada Sabtu, dengan badai salju terus menyerang wilayah itu. Banjir yang tak pernah terjadi sebelumnya di pantai dan angin kencang dengan kecepatan lebih dari 112 kilometer per jam diramalkan menerpa sebagian daerah pantai.
Peringatan mengenai badai salju masih diberlakukan pada Sabtu kepada 38 juta orang di Virginia Utara, Washington DC, Baltimore, Philadelphia dan New York City.
Sejauh ini, para gubernur dari 11 negara bagian AS telah mengumumkan keadaan darurat sementara salju tebal, angin dengan kekuatan topan dan banjir pantai tak memperlihatkan tanda akan reda.
Di Washington DC, topan telah membuat salju bertumpuk setebal 13 inci, atau 33 centimeter, kata Wali Kota Distict of Columbia Murial Bowser dalam satu taklimat di Washington.
Salju setebal 25,4 centimeter diperkirakan turun selain angin kencang dalam beberapa jam, kata Bowser.
Sejauh ini, tak ada laporan mengenai korban jiwa di Washington DC, kata polisi setempat, sebagaimana diberitakan Kantor Berita Xinhua.
Namun, di negara bagian yang berada di jalur topan, sedikitnya 12 orang tewas akibat cuaca ekstrem, kebanyakan karena kecelakaan lalu lintas.
Tak lama setelah tengah hari pada Sabtu, Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan larangan bepergian di New York City. Menurut larangan itu, semua kendaraan yang bukan kendaraan darurat tak boleh berada di jalan setelah pukul 14.39 waktu setempat.
Wali Kota New York Bill de Blasio mengatakan polisi akan menerapkan larangan tersebut. Ia juga mendesak Broadway Theater dan restoran segera tutup.
"Tiba waktunya untuk menutup kegiatan dan pegawai berhak untuk pulang secepatnya," kata De Blasio.
De Blasio, yang menyebut topan itu "salah satu badai salju terburuk dalam sejarah New York City" dan saljunya diperkirakan bertumpuk sampai 76 centimeter.
(Uu.C003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016