Penelitian oleh SuperAwesome memberikan informasi bahwa anak-anak di kawasan ASEAN mulai mengesampingkan televisi sebagai pilihan untuk mendapatkan hiburan digital. Saat ditanya, 66 persen anak-anak di kawasan ASEAN lebih memilih internet dibandingkan televisi, untuk mendapatkan hiburan.
Di kalangan tersebut, telepon genggam menjadi perangkat inti untuk mengkonsumsi media. Dengan cepat, penggunaan smartphone melampaui TV. Di waktu luangnya, 70 persen anak-anak usia 6-14 tahun mengakses aplikasi game mobile. Angka ini hanya 10 persen lebih sedikit daripada akses televisi. Bahkan, lebih dari seperempat anak-anak yang menonton TV juga menggunakan smartphone pada saat bersamaan.
"Pasar usia 13 tahun ke bawah adalah salah satu market paling berpengaruh di dunia. Sayangnya, belum banyak informasi akurat mengenai perilaku digital mereka. Data yang menjadi kebutuhan banyak agensi dan brand besar, kini telah bisa didapatkan di sini," kata CEO SuperAwesome, Dylan Collins, dalam siaran persnya, Selasa.
Sebelumnya, pengamatan perilaku digital media di kawasan Asia Tenggara lebih berfokus pada usia remaja atau dewasa. Sementara, pasar usia 13 tahun ke bawah kurang mendapatkan perhatian. Padahal, menurut Collins kelompok tersebut memiliki pengaruh besar pada tren konsumen dan keputusan akhir untuk membeli barang, terlebih bagi mereka yang berkeluarga.
Penelitian juga menemukan bahwa anak-anak lebih mengenali brand makanan kecil daripada mainan. Lebih dari 60 persen anak-anak memilih menghabiskan uang jajan untuk membeli makanan, minuman, atau manisan seperti permen. Sementara itu, brand mainan kurang banyak menarik perhatian. Kendati demikian, anak-anak lebih sering menghabiskan waktu dengan mainan. Hal ini menunjukkan besarnya peluang untuk meningkatkan perhatian (awareness) anak-anak di kawasan ASEAN untuk kategori kebutuhan ini.
Dalam penelitian tersebut, SuperAwesome melibatkan 1.800 anak-anak usia 6-14 tahun di 5 market besar Asia Tenggara, mencakup Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016