KRI Teluk Penyu angkutan terakhir eks Gafatar

27 Januari 2016 14:27 WIB
KRI Teluk Penyu angkutan terakhir eks Gafatar
KRI Teluk Banten-516 yang mengangkut ratusan warga eks-Gafatar berlayar di Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Pontianak (ANTARA News) - Kapendam XII Tanjungpura Kelonel (Inf) Mukhlis menyatakan, kemungkinan KRI Teluk Penyu adalah pengangkut terakhir warga eks Gafatar yang saat ini ditampung di Bekangdam XII Tanjungpura.

"Saat ini KRI Teluk Penyu sudah berangkat dari Surabaya menuju Pelabuhan Dwikora Pontianak untuk membawa atau pengangkutan terakhir sekitar 800 lebih warga eks Gafatar yang diperkirakan Kamis besok tiba di Pontianak, sehingga diperkirakan Jumat (29/1) sudah bisa berangkat lagi," kata Mukhlis di Pontianak, Rabu.

Kemarin, 823 warga eks Gafatar dipulangkan menggunakan KRI Teluk Bone dari Pelabuhan Dwikora Pontianak menuju Jakarta.

Malamnya, sekitar 23.15 WIB, 161 warga eks Gafatar yang juga ditampung di Bekangdam XII Tanjungpura dipulangkan menggunakan maskapai Lion Air tujuan Jakarta, kata Mukhlis.

"Kami berharap ini angkutan terakhir karena rata-rata warga eks Gafatar di kabupaten-kabupaten Kalbar sudah pada dipulangkan semuanya ke tempat asal mereka sehingga kami mengharapkan KRI Teluk Penyu bisa mengangkut semua warga eks Gafatar tersebut," ujar dia.

Menurut dia, meskipun dari laporan dari daerah-daerah rata-rata warga eks Gafatar yang di kabupaten-kabupaten sudah tidak ada, tetapi tetap masih didata untuk mengantisipasi kalau masih ada yang tertinggal.

Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya menyatakan akan mendata dulu aset-aset warga eks Gafatar sebelum dikirim ke pemilik aset.

"Karena aset tersebut, kami inginkan tetap menjadi hak mereka," tegas Christiandy.

Dia menepis anggapan bahwa pemulangan warga eks Gafatar ini melanggar HAM. "Kami melihat dari upaya yang dilakukan justru menjaga keamanan mereka, sehingga ini dinilai langkah yang terbaik. Dan kami sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat."

Pewarta: Andilala
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016