Petani Flores Timur terancam gagal panen

28 Januari 2016 11:57 WIB
Petani Flores Timur terancam gagal panen
Warga melintas di Waduk Bade yang mengering, Klego, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (8/10). (ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho)
Kupang (ANTARA News) - Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin mengatakan, petani yang ada desa-desa di wilayah paling Timur Pulau Flores, saat ini terancam gagal panen akibat gejala iklim El Nino.

"Saya sudah mengelilingi desa-desa selama beberapa pekan terakhir. Tanaman petani tidak bisa tumbuh dengan baik, bahkan sebagian besar tanaman jagung mulai menguning karena curah hujan sangat minim," kata Yoseph Lagadoni Herin kepada Antara, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu menjawab Antara melalui telepon dari Kupang, terkait dampak dari El Nino terhadap tanaman petani di daerah itu.

Ancaman el nino diperkirakan masih akan berlangsung hingga Februari 2016.

"Kondisi sekarang ini seperti tahun 1997. Tanaman praktis tidak bisa tumbuh dengan baik. Ada tanaman yang sudah tumbuh karena ditanam lebih awal, tetapi sudah mulai layu," kata Lagadoni Herin.

Menurut dia, dari 250 desa yang tersebar pada 19 kecamatan, tidak sampai sepuluh desa yang masih ada harapan untuk panen. Sisanya sama sekali tidak ada harapan lagi untuk panen.

Bahkan di Pulau Solor, tidak ada satupun desa yang bisa melakukan panen tahun ini, karena semua tanaman, baik jagung, padi ladang maupun ubi-ubian mati tersengat matahari.

Mengenai solusi, dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sudah mengajukan permohonan bantuan bibit kacang-kacangan, sorgun dan sayur-sayuran kepada pemerintah pusat.

Bibit kacang-kacangan dan sayur-sayuran ini dianggap sebagai tanaman umur pendek, dan cocok untuk curah hujan yang sedikit seperti saat ini.

"Pemerintah sesungguhnya ingin meminta petani untuk menanam kembali, menggunakan persediaan bibit yang ada, tetapi khawatir tidak bisa tumbuh dengan baik, sehingga kami usulkan bibit kacang-kacangan, sorgun dan sayur-sayuran untuk dibagikan kepada petani," katanya.

Dia berharap, bantuan bibit ini bisa segera tiba agar para petani bisa memanfaatkan sisa hujan dan cadangan air untuk menanam.



(T.B017/B/I006/I006) 28-01-2016 11:36:28

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016