"Di buku pertama banyak yang protes terlalu Jakarta banget. Buku kedua ini juga lanjutan buku pertama dari materi yang sudah saya kumpulkan selama tiga tahun tetapi belum bisa eksekusi sendiri, makanya di buku ini saya berkolaborasi," kata penulis dan kreator buku Generasi 90an Marchella, di acara peluncuran, di Jakarta, Kamis.
Marchella mengajak ketiga temannya semasa kuliah Desain Komunikasi Visual di Universitas Binus, yakni Sesotya Jodie (ilustrator dan desainer karakter), Yoshua Meyer (project manager), dan Gilang Dewamanyu (ilustrator) untuk menggarap Generasi 90an: Anak Kemaren Sore.
Dalam mengerjakan berilustrasi tersebut, Marchella dan tim melakukan riset, menyebarkan kuesioner termasuk dengan mengumpulkan komentar lima besar terbanyak di instagram, kemudian memilih konten yang benar-benar diketahui anak-anak generasi 90an.
"Lewat buku ini, kami ingin menjaga hal-hal baik di dunia 90an. Kalau tidak dijaga, sebentar lagi akan hilang. Jadi kenapa tidak kami simpan, kami lestarikan ke anak-anak sekarang. Itu tugas kami. Kalau 20 tahun mungkin masih disebut nostagia, 50 sampai 100 tahun lagi itu disebut sejarah," jelas Marchella yang juga Founder and Creative Director MC Creative itu.
Buku Generasi 90an: Anak Kemaren Sore membahas lebih banyak lagi tren di era 90an yang terlewatkan di buku pertama serta menghadirkan tiga tokoh anak kecil era 90an yang didatangkan lewat "mesin waktu", yaitu Acel, Lala, dan Popi.
"Karakter ketiga tokoh menggambarkan sudut pandang anak-anak 90an dnegan latar belakang dan minat berbeda," tutur Sesotya,
Ia menjelaskan, Popi misalnya senang mainan tradisional maka pada bagian tersebut akan ditampilkan mainan tradisional serta jajanan tradisional. Sedangkan Acel merupakan tokoh yang tertarik menjadi entertainer sehingga pada cerita Acel, pembaca akan diperlihatkan kembali program-program televisi zaman dahulu dimana pada masa generasi 90an merupakan era televisi sedang berkibar.
Sementara Lala, digambarkan sebagai karakter anak rumahan yang senang bermain game dan akan membawa memori pada game zaman dahulu seperti tamiya, yoyo, serta film-film kartun yang pernah populer.
Buku Generasi 90an: Anak Kemaren Sore tampil dengan warna dominan putih dengan smeburat warna toska dan magenta hasil rancangan tim Generasi90an dan Elfan Diary.
Buku yang dibanderol dengan harga Rp75ribu itu sudah dirilis sejak November, sedangkan 500 buku versi limited edition sudah terjual habis.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016