"Tinggi gelombang di perairan Rote Ndao, Laut Timor dan Kupang berdasarkan analisis BMKG naik dari sebelumnya tiga meter menjadi 3,5 bahkan empat meter, pada Sabtu dan Minggu (30-31/1) karena dipicu angin kencang dengan kecepatan berkisar 35-40 KM/jam dan berbahaya bagi pelayaran," kata General Manajemen PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Arnol Jansen melalui pesan singkat kepada Antara di Kupang, Minggu.
Layanan pelayaran, kata dia, akan dibuka kembali pada Selasa (2/2) setelah ada informasi dari BMKG bahwa cuaca di perairan NTT sudah layak untuk dilayari.
Menurut Janssen, akibat penutupan layanan pelayaran ke semua lintaan di NTT, seluruh kapal hanya sandar di Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Kabupaten Kupang, Pelabuhan Ba,a di Kabupaten Rote NDao, Pelabuhan Seba di Kabupaten Sabu Raijua, Pelabuhan Kalabahi di Kabupaten Alor dan Pelabuhan Airmere di Kabupaten Ngada.
"Dengan penutupan pelayaran tersebut sejumlah armada milik PT Feryy Indonesia Cabang Kupang tertahan di pelabuhan-pelabuhan perintis tersebut. Jika cuaca buruk maka ASDP berhak menghentikan sementara pelayaran, namun jika cuaca normal pelayaran juga normal seperti biasa," katanya.
Manajemen katanya tidak ingin mengambil risiko memberangkatkan kapal dalam kondisi cuaca buruk seperti saat ini. "Kita berharap cuaca buruk tidak berlangsung lama sehingga kapal kembali dioperasikan," kata Dia.
Sebelumnya, Rabu (27/1), Manajemen Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kupang juga menutup sementara layanan pelayaran lintasan Sabu dan Alor akibat cuaca buruk kecuali Kupang--Rote dan Rote--Kupang--Hansisi tetap dibuka dengan waktu keberangaktan dimajukan.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016