Petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Malang Ali Usman ketika dikonfirmasi di Malang, mengatakan beberapa rumah warga mengalami kerusakan, baik rusak ringan maupun berat, akibat tanah longsor tersebut.
"Oleh karena itu, saya imbau warga tetap siaga saat hujan turun dalam waktu yang lama," katanya.
Ia mengatakan longsor terjadi bermula dari rumah Arifin di RT 22 RW 05. Kondisi ini seperti tanah ambles. Jadi waktu hujan, bagian belakang rumah Arifin longsor sehingga sebagian bangunan rusak karena terbawa longsoran. Bagian belakang rumah yang longsor tersebut menimpa rumah di bawahnya.
Rumah Arifin berada di ketinggian, karena kontur wilayah Wringinanom merupakan perbukitan. Rumah yang mengalami rusak berat adalah milik Samsuri (50) RT 23 RW 06, kondisi tembok samping rumah jebol dengan kerugian materi diperkirakan mencapai Rp12 juta.
Sementara bangunan rumah Arifin (55) rusak di bagian dapur dapur dengan kerugian sekitar Rp10 juta. Korban kerusakan lainnya adalah Hendri (33) warga RT 25 RW 06 di bagian dapur dengan kerugian sekitar Rp8 juta.
Sedangkan kerusakan rumah dengan kategori ringan dialami Suwoto warga RT 23 RW 06 dan Sumali warga RT 24 RW 06. Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa maupun korban luka, baik ringan maupun berat.
Semenatra itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Hafi Lutfie membenarkan adanya kejadian tanah longsor di Wringinanom tersebut, namun tidak ada rumah yang rusak.
"Tidak sampai merusak rumah, hanya jalan saja, bahkan sekarang warga sudah gotong royong membangun kembali jalan yang rusak itu," kata Hafie.
Potensi bencana alam yang sering kali terjadi di wilayah Kabupaten Malang adalah banjir, tanah longsor, dan puting beliung.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016