Masyarakat diimbau kenali gejala awal DBD

4 Februari 2016 20:58 WIB
Masyarakat diimbau kenali gejala awal DBD
ilustrasi Pengasapan Basmi Nyamuk Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk aedes aegypti di Desa Bantengan, Madiun, Jatim, Kamis (21/1/2016). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nz/16)

Selama ini adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) banyak disebabkan karena terlambat dibawa ke rumah sakit dan tidak mendapat penanganan medis yang tepat,"

Sleman (ANTARA News) - Masyarakat diimbau untuk dapat mengenali gejala awal dan tanda-tanda orang terserang demam berdarah dengue agar bisa cepat mendapatkan penanganan medis yang tepat dan menghindari akibat lebih fatal yang dapat mengakibatkan kematian.

"Selama ini adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) banyak disebabkan karena terlambat dibawa ke rumah sakit dan tidak mendapat penanganan medis yang tepat," kata Kepala Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho, Kamis.

Menurut dia, masyarakat juga diimbau untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diantaranya dengan melakukan 3M yakni, menguras, mengubur dasn menutup.

"Lebih utama lagi jika mendapati seseorang dalam kondisi panas tinggi, harus secepatnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap agar tidak terlambat mendapatkan pertolongan," katanya.

Ia mengatakan, memasuki puncak musim hujan ini jumlah penderita DBD yang masuk ke RSUP DR Sarjito Yogyakarta mengalami peningkatan cukup tajam.

"Dalam satu bulan terakhir ini ada 29 pasien penderita DBD, dengan satu pasien meninggal dunia, dan satu pasien dalam kondisi kritis," katanya.

Heru mengatakan, pada 2015 ada 241 pasien DBD, dan 28 pasien diantaranya meninggal dunia. Tingginya angka kematian akibat DBD karena pasien terlambat datang ke rumah sakit atau sudah masuk pada fase kritis.

"Selama ini mayoritas pasien DBD yang dirawat di RSUD DR Sardjito Yogyakarta merupakan anak-anak dan sebagian remaja serta dewasa," katanya.

Sementara itu di Kabupaten Sleman sampai dengan akhir Januari sudah terjadi DBD dengan jumlah 12 Kasus dengan catatan satu orang meniggal dunia di Kecamatan Seyegan.

"Kasus positif DBD di Sleman tercatat ada 12 kasus yakni di Kecamatan Kalasan lima kasus, Kecamatan Sleman satu kasus, Kecamatan Godean tiga kasus dan Kecamatan Depok dua kasus. Sedangkan ada 2015 diketemukan 520 orang terkena DBD, dengan kasus sembilan orang meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016