• Beranda
  • Berita
  • YLKI: penghapusan premium di Jakarta tidak efektif

YLKI: penghapusan premium di Jakarta tidak efektif

5 Februari 2016 09:24 WIB
YLKI: penghapusan premium di Jakarta tidak efektif
Harga BBM Turun Pengendara motor antre untuk mengisi BBM di SPBU Coco Cikini, Jakarta Pusat, Senin (4/1). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama/16)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indoensia (YLKI) Tulus Abadi menilai rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium agar masyarakat Jakarta beralih ke transportasi umum tidak akan efektif.

"Seharusnya transportasi umumnya dulu yang diperbaiki, diperluas jaringannya sampai bisa menjangkau berbagai wilayah. Kalau hanya menghapus premium, tidak akan efektif," kata Tulus di Jakarta, Jumat.

Menurut Tulus, selama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya mengandalkan TransJakarta sebagai transportasi publik andalan. Pengembangan "feeder" TransJakarta dan proyek "Mass Rapid Transport" (MRT) tidak akan efektif tanpa didukung transportasi pendukung yang menjangkau wilayah yang selama ini tidak terlayani transportasi umum.

Apalagi, harga BBM dari jenis Pertamax, Pertalite dan Premium saat ini semakin murah. Tulus memperkirakan tren penurunan harga minyak global akan terus terjadi sehingga harga BBM juga akan semakin murah.

Menurut Tulus, sekitar 60 persen kendaraan pribadi di Jakarta adalah sepeda motor. Saat ini, kebanyakan pengguna sepeda motor sudah mulai beralih dari Premium menjadi Pertalite, bahkan Pertamax.

"Karena itu, rencana penghapusan Premium bila tujuannya agar masyarakat beralih ke transportasi umum tidak akan efektif. Bila tujuannya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, mungkin akan efektif," tuturnya.

Tulus mengatakan bila Premium benar-benar dihapuskan di Jakarta dan seluruh kendaraan menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi, emisi gas yang dihasilkan akan lebih baik sehingga polusi udara bisa berkurang.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016