Ketua Panitia Sedekah Gunung 2016 Untung Pribadi mengatakan inspirasi dari Sedekah Gunung itu adalah kegiatan umat lintas agama di Desa Keningar, sekitar tujuh kilometer barat daya puncak Merapi, sebelum Merapi meletus 10 Februari 2001.
"Umat lintas agama berdoa bersama di Desa Keningar. Pagi harinya Merapi erupsi mengeluarkan awan panas, semula mengarah ke barat, tetapi kemudian berbalik arah karena tiupan angin ke timur, sehingga kami selamat," kata Untung, yang juga pemimpin Sanggar Bangun Budaya Desa Sumber, Magelang, Senin.
Hingga saat ini, komunitas seniman rakyat setempat yang dipelopori oleh pengelola Padepokan Tjipto Boedojo Dusun Tutup Ngisor dan Sanggar Bangun Budaya di Desa Sumber rutin menggelar "Sedekah Gunung" untuk memperingati erupsi Merapi 2001.
Sedekah Gunung 2016 meliputi kemah budaya selama dua hari pada 9-10 Februari di Bukit Jaimin, sekitar tiga kilometer barat daya puncak Gunung Merapi.
Kegiatan itu juga mencakup penanaman bibit pohon, kenduri, pentas mocopat, panembrama, pembacaan guritan, dan meditasi gerak seni budaya.
"Sekitar 50 seniman dan pemuda mengikuti kegiatan nanti," ujar Untung, yang juga bagian dari keluarga besar Padepokan Tjipto Beodojo Tutup Ngisor.
Sejumlah seniman dari Yogyakarta, menurut dia, juga akan mengikuti Sedekah Gunung yang digelar sebagai ungkapan syukur atas keberadaan Gunung Merapi.
Ia mengemukakan bahwa Gunung Merapi memberikan kesuburan pada tanah pertanian dan menjadi inspirasi yang tak pernah habis digali bagi masyarakat setempat.
"Kami hendak mengungkapkan syukur kami atas Gunung Merapi dengan alam subur dan yang telah memberikan kekayaan inspirasi untuk kami mengembangkan seni budaya," kata Untung Pribadi.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016