"Kasus DBD di daerah kita terus meningkat," ungkap Kadinkes Kota Pekanbaru, Helda S Munir, Kamis, di Pekanbaru.
Helda menjelaskan memasuki pekan kelima tahun 2016 jumlah penderita DBD sudah mencapai 138 orang, tiga di antaranya meninggal dunia.
"Kita harus waspada tahun 2016 merupakan siklus lima tahunan wabah DBD, tahun 2011 daerah kita KLB," urainya.
Ia membeberkan saat ini 12 Kecamatan sudah endemis DBD, dengan rincian, 10 korban di Kecamatan Sukajadi, 13 Senapelan, 7 Limapuluh, 2 Sail, 10 Bukitraya, 14 Marpoyan Damai, 6 Tenayan Raya, 19 Tampan, dan 27 Payung Sekaki.
"Korban yang meninggal berasal dari Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai," katanya.
Helda S Munir mengatakan jumlah penderita DBD terus bertambah, karena nyamuk aides aigepty berkembang biak dengan cepat.
"Satu nyamuk aides aegypty dapat bertelur 50 - 100 butir, setelah seminggu berkembang menjadi nyamuk, apalagi saat ini Kota Pekanbaru sering diguyur hujan," katanya.
Dijelaskan Helda, dari 12 kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru, Kecamatan Payung Sekaki menjadi wilayah yang terbanyak penderita DBD, sedangkan kecamatan Sail menjadi wilayah yang sedikit penderita DBD.
"Di Kecamatan Payung Sekaki 27 orang, kecamatan Sail hanya dua orang," katanya pula.
Guna mencegah bertambahnya penderita DBD di Pekanbaru Helda, menyebutkan pihaknya sudah melakukan berbagai cara seperti melakukan penyuluhan melalui kader jumantik dan melakukan fogging di daerah yang dinilai rawan DBD.
Selain menimbau warga menggalakkan gotong-royong membersihkan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk dengan program 3M.
"Kita juga meminta kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar agar nyamuk aedes aegypty tidak dapat berkembang biak," katanya.
Pewarta: Netty Mindrayani/Vera Lusiana
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016