"Kertas-kertas ini sangat berharga bagi saya sendiri, karena merupakan bagian dari sejarah karir saya sebagai seniman," ujar Srihadi saat membuka pameran tunggalnya di Jakarta, Kamis.
Dia berupaya menjaga karya karyanya sebaik mungkin untuk generasi penerus seni rupa Indonesia.
"Saya harap lebih banyak pecinta seni yang bisa menghargai karya dengan media kertas. Karya yang menggunakan material kertas bagi saya sama kualitasnya dengan lukisan di atas kanvas. Jadi kanvas dan kertas sama saja yang terpenting kualitas gambarnya."
Ratusan karya yang ditampilkan itu merupakan arsip karya Srihadi yang didokumentasikan sejak era Revolusi (1946) hingga Reformasi (2006).
Karya seni rupa dengan medium kertas merupakan salah satu tradisi Eropa yang menunjukkan kekuatan artistik dari zaman ke zaman.
Srihadi menunjukkan bahwa karya karyanya senantiasa konstektual dengan kebudayaan yang berkembang pada waktu itu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan pameran tunggal tersebut merupakan kesempatan berharga bagi kita semua untuk dijadikan sarana komunikasi, apresiasi, dialog budaya lewat bahasa estetika.
"Karya beliau sungguh memberikan banyak inspirasi tentang potensi kreatif pelaku seni Indonesia yang diakui dunia saat ini dan menjadi bagian dari simpul intelektualitas dunia mengenai kemanusiaan dan bangsa ini untuk perdamaian dunia," jelas Anies.
Anies menambahkan tanpa meninggalkan identitas ke-Indonesian, kita turut memajukan peradaban bangsa di kancah internasional.
"Kami berharap dari pameran ini akan lahir seniman seniman lainnya yang menyuarakan pesan-pesan kemanusiaan dari bangsa ini untuk perdamaian dunia," harap Anies.
Pameran tersebut dipersiapkan selama enam bulan.
Kepala Galeri Nasional, Tubagus Andre Sukmana, mengatakan Srihadi adalah mahaguru dan figur teladan dalam kiprahnya pada dunia seni rupa.
"Beliau sangat disiplin dan intens berkarya dalam berbagai gagasan dan medium ekspresinya, tetapi hasilnya tetap mengagumkan dengan pencapaian artistik yang tinggi," kata Andre.
Pewarta: Indriani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016