Dari jumlah kunjungan, surveilan, dan pelayanan kesehatan keliling yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, sejumlah penyakit yang mulai menyerang warga yang menjadi korban banjir diantaranya gatal-gatal, infeksi kulit, dermatitis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa), demam dan sakit perut, diare, jelas Kepala Dinkes setempat, Novirman di Padang Aro, Sabtu.
"Ini data per Sabtu hingga jam 16.15 WIB. Pada Jumat (13/2) jumlah warga yang terserang penyakit pascabanjir sebanyak 917," katanya.
Ia menyebutkan, terjangkitnya penyakit ini hampir merata di nagari (desa adat) yang dilanda banjir, seperti di Jorong Kampung Tarandam dan Batang Labuah Nagari Pasar Muaralabuh. Lalu Jorong Kiambang Nagari Koto Baru dan Jorong Binteang Nagari Bomas.
"Sementara tempat lainnya tidak begitu ekstrem," ujarnya.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan pascabanjir, katanya, Dinas Kesehatan telah membuka posko kesehatan di Puskesmas Muaralabuh serta memberikan pelayanan kesehatan keliling dengan menggunakan Puskesmas Keliling sebanyak lima unit, satu dari RSUD Solok Selatan dan satu lagi dari PMI Sumbar.
Dinas Kesehatan, katanya, mengerahkan 10 dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan keliling, yang dibantu 30 orang perawat, 10 bidan desa dan tenaga surveilan sebanyak 10 orang.
Ia menyebutkan, hujan yang tidak turun sejak Selasa (9/2) hingga Sabtu menyebabkan debu karena lumpur-lumpur yang dibawa banjir mulai mengering. "Kami juga mulai menyalurkan masker untuk mengantisipasi merebaknya Ispa. Hingga kini telah 3.000 masker kami berikan kepada masyarakat," ujarnya.
Sementara terkait ketersediaan obat-obatan, katanya, hingga kini masih mencukupi. Selain dari persediaan Dinkes Solok Selatan, juga telah datang bantuan obat-obatan dari Dinkes Provinsi Sumbar dan Fakultas Keperawatan Unand.
"Besok, Minggu (14/2), rencananya Poltekkes Kemenkes di Padang juga akan memberikan bantuan obat-obatan," katanya.
Kepala Jorong Sungai Duo, Nagari Luak Kapau, Kecamatan Pauh Duo, Jumadi menyebutkan sejumlah warganya yang turut menjadi korban banjir bandang mulai dihinggapi sejumlah penyakit, seperti gatal-gatal dan terduga demam berdarah dengue (DBD).
"Setidaknya sudah empat anak yang menderita suspect DBD. Mereka telah berobat ke Pustu terdekat," katanya.
Kabupaten yang berada di perbatasan Kerinci, Provinsi Jambi ini, pada Senin (8/2) dilanda banjir bandang akibat luapan sejumlah sungai, seperti Sungai Batang Bangko, Batang Suliti, Batang Pulakek, Batang Sangir, Batang Liki dan Batang Lolo.
Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, banjir yang terjadi sekitar pukul 02.00 WIB itu merendam sekitar 2.000 rumah di Kecamatan Pauh Duo dan Sungai Pagu dengan ketinggian air lebih dari satu meter.
Derasnya air sungai juga menyebabkan tujuh jembatan gantung dan empat jembatan permanen rusak. Banjir tersebut juga merusak 12 jaringan irigasi di lima kecamatan, lalu 40 rumah rusak berat.
Jalan negara juga mengalami terban sepanjang 250 meter di tiga titik di Sangir dan Pauh Duo dan jalan kabupaten sepanjang 100 meter putus akibat terjangan air bah.
"Untuk kerugian ditaksir sudah mencapai Rp103 miliar," kata staf bidang Rehab/Rekon BPBD Solok Selatan, Irda Hendri.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016