Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bali untuk 2016 kembali mengembangkan 11 desa wisata yang tersebar di delapan kabupaten, sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.Misalnya desa dengan potensi persawahan, tentunya harus dibarengi dengan kegiatan masyarakat bercocok tanam, maupun kegiatan ritual terkait
"Dengan dibentuk menjadi desa wisata, setidaknya dapat menggulirkan perekonomian di desa sehingga memperkecil arus urbanisasi dan juga membantu mengentaskan kemiskinan," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra, di Denpasar, Selasa.
Untuk tahun ini 11 desa wisata yang akan difasilitasi Pemprov Bali yakni Desa Pemuteran (Kabupaten Buleleng), Desa Batuagung (Kabupaten Jembrana), Desa Tua dan Sudimara (Kabupaten Tabanan), Desa Pangsan (Kabupaten Badung), Desa Singapadu Tengah (Kabupaten Gianyar), Desa Bakas (Kabupaten Klungkung), Desa Trunyan dan Suter (Kabupaten Bangli) serta Desa Antiga dan Muntigunung (Kabupaten Karangasem).
"Semua desa wisata yang akan difasilitasi tahun ini, termasuk jenis wisata alam, berbeda halnya dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat itu selain dikembangkan desa dengan keunggulan wisata alamnya, juga wisata budaya, wisata agro, dan ekowisata," ucapnya.
Pemprov Bali, ujar Yuniartha, menargetkan hingga 2018 dapat dikembangkan setidaknya 100 desa wisata. Sedangkan dari 2013 hingga 2015 sudah 42 desa yang difasilitasi untuk menjadi desa wisata.
Desa wisata yang telah dikembangkan, ucap dia, tidak hanya mendapatkan bantuan anggaran, juga mendapatkan pembinaan terkait dengan program Sapta Pesona maupun potensi yang cocok untuk dikembangkan sesuai dengan keunggulan yang dimiliki.
"Misalnya desa dengan potensi persawahan, tentunya harus dibarengi dengan kegiatan masyarakat bercocok tanam, maupun kegiatan ritual terkait," ujarnya.
Yuniartha menambahkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten terkait program-program penguatan dan pendampingan yang bisa dilakukan untuk desa wisata. "Selain itu, kami juga menyambungkan dengan pihak agen perjalanan wisata," ujarnya.
Dia juga bangga, karena salah satu desa wisata di Bali yakni Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli mendapatkan juara I di Indonesia dan akan diajukan untuk bersaing di tingkat ASEAN.
"Meskipun awalnya pengembangan desa wisata ada kendala, tetapi saya yakin Bali berbeda dengan daerah lain. Masyarakat Bali terhadap pariwisatanya sangat peduli. Kalau di daerah lain belum tentu seperti itu," kata Yuniartha.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016