Makassar (ANTARA News) - Para pelaku jasa kepelabuhanan yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) berkumpul di Makassar membahas mengenai daftar negatif investasi.Kebijakan tersebut ini telah menjadi prahara logistik pelaku usaha lokal. Apalagi pengusaha di ALFI sebagian besar pelaku usaha kecil."
"Kebijakan merivisi daftar negatif investasi yang dipublish oleh pemerintah dengan substansi perubahan yakni perubahan struktur kepemilikan saham oleh asing terhadap sektor logistik dinilai akan mengancam pengembangan usaha jasa pengangkutan multimoda dan distribusi logistik di Sulawesi Selatan," ujar Ketua Umum DPW ALFI Sulsel Syaifuddin Saharudi di Makassar, Rabu.
Dia mengaku khawatir dengan keberadaan 267 perusahaan lokal di Sulsel akan terpengaruh dengan regulasi yang dianggap hanya menguntungkan pengusaha logistik dari luar.
"Kebijakan tersebut ini telah menjadi prahara logistik pelaku usaha lokal. Apalagi pengusaha di ALFI sebagian besar pelaku usaha kecil," kata Syaifuddin yang didampingi Sekertaris Indonesian National Shipowner Asociation (INSA) Sulsel, Hamka.
Idealnya Penanaman Modal Asing (PMA), lanjut dia, adalah maksimal 49 persen. Bukan 67 persen seperti yang diatur pemerintah dalam regulasi tersebut.
"Jika pemerintah memaksa untuk melaksanakan aturan ini, sama saja pemerintah membuka kesempatan pengusaha asing melakukan monopoli usaha," ucapnya.
Seharusnya pemerintah melindungi pelaku usaha lokal sebab keberadaan pelaku usaha lokal akan memperkuat pergerakan ekonomi daerah dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asociation (MEA) tahun ini.
Sekertaris Eksekutif Lintas Assosiasi kePelabuhanan Sulsel, Hamka mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah mempersiapkan temu pengusaha dan outlook bisnis jasa logistik di Makassar pada Kamis, 18 Februari 2016.
"Kami berharap temu pelaku usaha ini bisa memberikan inspirasi pengusaha lokal cara mengembangkan bisnis yang kompetitif," kata dia.
Lebih lanjut menurut Presiden Direktur Pelayaran PT. Indri Samudera Lines ini bahwa dinamika dan isu sensitif bidang logistic di Indonesia saat ini sedang kurang kondusif.
Butuh kecepatan dan kesiapan dalam merespon isu isu yang berkembang agar para pelaku usaha logistic tidak ketinggalan bahkan kedodoran nantinya.
Kegiatan yang diinisiasi pelaku usaha Sulsel ini, lanjutnya akan menghadirkan Direktur MSA Cargo Sahat Sianipar, Direktur FIN Logistic Adrianto Soejarwo, CEO Raja Pindah Akbar Djohan, Direktur Angkasa Pura Logistic Satrio Wijaksono dan Ketum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi.
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016