Jakarta (ANTARA News) - Universitas Pertamina lembaga pendidikan tinggi yang dikelola Pertamina Foundation menargetkan dapat menghasilkan lulusan yang mandiri, berwawasan global, kompeten, dan relevan dengan tantangan dunia usaha dan industri, khususnya di bidang bisnis dan teknologi energi.Kami mengalokasikan dana Rp680 miliar untuk lima tahun ke depan guna pengembangan Universitas Pertamina. Untuk tahun pertama, alokasi dana Universitas Pertamina diproyeksikan Rp80 miliar."
Universitas Pertamina sendiri mulai membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru program sarjana tahun ajaran 2016/2017 pada April mendatang.
"Target jumlah mahasiswa program sarjana yang akan diterima di Universitas Pertamina sekitar 1.000 orang atau rata-rata sekitar 60 orang mahasiswa per program studi," kata Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Pertamina Wianda Pusponegoro dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis malam.
Wianda menyebutkan Universitas Pertamina yang berlokasi di kawasan Simprug, Jakarta Selatan tersebut membuka 15 program studi dengan enam fakultas.
Keenam fakultas tersebut antara lain Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi dengan tiga program studi (prodi), yaitu teknik geofisika, teknik geologi, dan teknik perminyakan.
Kemudian, Fakultas Perencanaan dan Infrastruktur dengan dua prodi, yaitu teknik sipil dan teknik lingkungan dan Fakultas Teknologi Industri dengan empat prodi, yaitu teknik elektro, teknik mesin, teknik kimia, dan teknik logistik.
"Kami juga membuka Fakultas Sains dan Komputer dengan dua prodi, yaitu kimia dan ilmu komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan dua prodi, yaitu manajemen dan ekonomi serta Fakultas Komunikasi dan Diplomasi dengan dua prodi, yaitu ilmu komunikasi dan hubungan internasional," katanya.
Menurut Wianda, pembukaan beberapa fakultas dan prodi di luar bidang minyak dan gas bumi selain atas pertimbangan untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan tinggi di bidang-bidang tersebut, juga untuk memenuhi ketentuan Kemenristekdikti tentang perlu adanya keseimbangan porsi penyediaan fakultas dan prodi teknik dengan fakultas dan prodi non-teknik.
"Baik fakultas dan prodi teknik maupun non-teknik tersebut, semuanya akan lebih difokuskan pada konteks pengembangan pengetahuan dan riset di bidang bisnis dan teknologi energi," ujarnya.
Menurut Wianda, tenaga pengajar Universitas Pertamina memenuhi kualifikasi Kemenristekdikti, yaitu dosen tetap dan dosen praktisi.
Untuk dosen tetap, Universitas Pertamina merekrut puluhan lulusan S2 dan S3 dari perguruan tinggi terkemuka di dalam dan luar negeri.
"Universitas Pertamina juga menyiapkan tenaga pengajar dari praktisi dengan kualifikasi pendidikan dan pengalaman profesional yang telah teruji di bidangnya," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Umar Fahmi menambahkan mulai 2016 hingga 2020, Pertamina Foundation berfokus kepada penyediaan infrastruktur dasar meliputi pembangunan kampus I, ruang kuliah, laboratorium, serta penyiapan sistem pembelajaran dan administrasi.
Ia berharap pada 2021 pengembangan kampus utama serta pengembangan pusat kegiatan mahasiswa dimulai.
"Kami mengalokasikan dana Rp680 miliar untuk lima tahun ke depan guna pengembangan Universitas Pertamina. Untuk tahun pertama, alokasi dana Universitas Pertamina diproyeksikan Rp80 miliar," katanya.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016