• Beranda
  • Berita
  • Perguruan tinggi harus waspadai infiltrasi radikalisme

Perguruan tinggi harus waspadai infiltrasi radikalisme

26 Februari 2016 18:46 WIB
Perguruan tinggi harus waspadai infiltrasi radikalisme
Dokumentasi dua siswi membaca buku "Kutemukan Makna Jihad" saat sosialisasi anti terorisme pada peringatan 7 tahun tragedi bom Bali II di Pantai Jimbaran, Badung, Bali, Senin (1/10). Puluhan siswa SMP, SMA dan sejumlah guru mengadakan dialog dengan tokoh agama, ulama dan pakar terorisme untuk mengingatkan kembali makna Pancasila sekaligus menangkal radikalisme sejak dini. (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana)

... Kami di MPR sangat mewanti-wanti hal ini ke kampus-kampus agar waspada...

Jakarta (ANTARA News) - Perguruan tinggi di Tanah Air harus mewaspadai infiltrasi radikalisme ke segenap unsurnya, terkhusus kepada mahasiswa. 

"Kami di MPR sangat mewanti-wanti hal ini ke kampus-kampus agar waspada," kata Wakil Ketua MPR, Mahyudin, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, generasi muda memang berpotensi dan menjadi target empuk dari masuknya sejumlah paham radikal seperti Gafatar dan bahkan LGBT.

"Saya harap generasi muda harus memiliki kesadaran penuh dari hati untuk lebih memahami Pancasila, demi masa depan bangsa dan negara," katanya.

Ia juga mengutarakan harapannya agar jangan sampai calon pemimpin bangsa rusak oleh beragam pengaruh negatif.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, menegaskan, tidak benar bahwa pesantren yang banyak tersebar di berbagai daerah di Tanah Air dikaitkan dengan radikalisme apalagi tindak terorisme.

"Justru pesantrenlah yang mengajarkan cinta Tanah Air, mengisi kemerdekaan sesuai cita-cita luhur, dan menolak komunisme," kata dia, 

Banyak santri dan pengasuh pesantren yang berjuang pada masa kemerdekaan Indonesia ataupun masa-masa sesusahnya. 

Dari fakta tersebut, Wahid menyayangkan pesantren dicurigai. Karena seharusnya pesantren dihormati dan diajak bersama-sama untuk menghadirkan generasi Islam moderat dan Islam yang memajukan bangsa.

Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016