Kantor Bahasa ajak wartawan tambah kosa kata

27 Februari 2016 22:21 WIB
Kantor Bahasa ajak wartawan tambah kosa kata
Dokumentasi seorang mahasiswa Fakultas Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta menggambar mural acara Parade Mural Cinta Bahas Indonesia, di 12 tiang Sosrohabu, Jalan Layang Tol Ir Wiyoto Wiyono MSc, di kawasan Jalan Ahmad Yani, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (11/10). Selain sebagai media kampanye penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, mural tersebut juga guna memperindah pemandangan kawasan ibukota. (FOTO ANTARA/Andika Wahyu
Samarinda, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Kepala Kantor Bahasa Kalimantan Timur, Budi Utomo, mengajak wartawan menambah perbendaharaan suku kata yang diserap dari bahasa daerah, karena kosa kata bahasa Indonesia masih minim jika dibandingkan dengan bahasa Inggris.

"Wartawan memiliki peran penting dalam budaya literasi dan menambah perbendaharaan kosa kata baru, karena melalui tulisan di media massa, masyarakat bisa langsung menirunya," ujar Utomo, di Samarinda, Sabtu.

Hal itu dikatakan Imam saat membuka Musyawarah Daerah Forum Bahasa Media Massa Kalimantan Timur, di Sekretariat PWI Kalimantan Timur, Jalan Biola, Samarinda.

Di sisi lain, dia juga menilai masih banyak media massa yang tidak relevan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang seharusnya santun, padahal bahasa santun merupakan syarat mutlak bagi media massa karena pengaruhnya luas terhadap masyarakat.

Selama ini, pihaknya secara diam-diam melakukan penilaian terhadap media massa yang terbit di daerah, yakni penilaian mengenai penggunaan bahasa yang tepat, santun, dan berkontribusi terhadap kosa kata dari serapan bahasa daerah.

Hasil dari penilaian dan pengamatan tersebut kemudian diumumkan dalam Konggres Bahasa yang digelar secara nasional. Dari penilaian itu, pemenangnya selalu media massa yang terbit di Jakarta. Belum ada media massa terbit di daerah yang mendapat juara dalam penilaian tersebut.

Sementara dalam musyawarah itu, Najib Muhammad, terpilih secara aklamasi menjadi ketua. 

Pada sisi lain, orang yang menerima maupun mendengar bahasa Indonesia yang benar dan sopan, tentu akan tertarik untuk terus mendengarkan, berbeda dengan pemilihan bahasa yang tidak tepat atau kasar, maka akan memancing emosi seseorang.

Dia juga mengatakan media massa memiliki peran penting dalam menyebarkan bahasa yang baik dan benar, sehingga diharapkan media massa tidak menggunakan bahasa asing, namun harus menulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 

Pewarta: M Ghofar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016