Meski hujan deras, ultah Aspek Indonesia meriah

28 Februari 2016 13:09 WIB
Meski hujan deras, ultah Aspek Indonesia meriah
Para buruh di tengah guyuran hujan tetap antusias menghadiri peringatan HUT ke-16 Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia di Jakarta, Minggu pagi. (ANTARA News / Aat Surya Safaat)
Jakarta (ANTARA News) - Meski hujan mengguyur deras, acara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-16 Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia yang berlangsung Minggu pagi di halaman Wisma Antara Jakarta berjalan lancar dan meriah.

"Walaupun hujan deras turun secara merata sejak Minggu dini hari, para buruh tetap antusias menghadiri acara ini, bahkan banyak di antaranya yang datang di lokasi sejak sekitar jam enam pagi," kata Presiden Aspek Indonesia Mirah Sumirat kepada pers di Jakarta, Minggu.

Menurut Mirah, jumlah buruh dan keluarganya masing-masing yang hadir pada peringatan HUT ke-16 Aspek Indonesia itu mencapai sekitar 500 orang. Sebagian buruh dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi tidak bisa hadir karena hambatan transportasi akibat hujan deras.

Semula peringatan HUT ke-16 Aspek Indonesia itu akan dilanjutkan dengan jalan sehat, namun kegiatan itu batal dilakukan dan diganti dengan kegiatan menyanyi bersama serta pembagian hadiah (door prize) masih di tengah guyuran hujan.

Peringatan HUT salah satu organisasi buruh itu juga dihadiri Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan sosial (PHI dan Jamsos) Kemenaker, Hayani Rumondang, Sekretaris Ditjen PHI dan Jamsos Iskandar Maula, dan Direktur Pemberitaan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Aat Surya Safaat.

Dalam sambutan peringatan HUT ke-16 Aspek Indonesia yang dibacakan Dirjen PHI dan Jamsos, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengemukakan harapannya agar para buruh dapat terus meningkatkan etos kerja, berdisiplin tinggi, dan produktif.

Menaker juga mengatakan, dalam perkembangan dan pertumbuhan bangsa pada masa kini dan masa depan, peranan dunia usaha dan tenaga kerja semakin penting dan strategis dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.

"Perubahan tantangan sosial, budaya, ekonomi, hukum, politik, dan teknologi menuntut kesiapan kita untuk mampu menyesuaikan diri agar kita tidak ketinggalan dari negara-negara lain," katanya.

Dalam tataran yang demikian, menurut dia hubungan industrial perlu diarahkan untuk mewujudkan komitmen-komitmen baru terkait kesejahteraan bersama dengan menciptakan ketenangan kerja dan kelangsungan berusaha.

Dengan demikian, di satu sisi dunia usaha dapat terus maju dan berkembang, dan di sisi lain para buruh dapat bekerja dengan baik serta kesejahteraannya dapat ditingkatkan, demikian Menteri Hanif Dhakiri.

Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016