"Tinggal beberapa rumah-rumah kecil atau 'liliput' yang masih ada di pinggir-pinggir kolong. Akan segera kami bongkar," kata salah satu anggota Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, Achmad R, di kolong Tol Pluit-Tomang, Kamis.
"Rumah liliput" itu berukuran sekitar lima meter persegi dengan ketinggian satu hingga dua meter. Petak-petak rumah tersebut kebanyakan dihuni para pemulung.
Petugas masih berupaya membersihkan puing sisa pembongkaran dan diangkut ke truk-truk.
Sementara itu, beberapa warga kolong yang terdampak masih bertahan di lokasi penertiban. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya memilih bertahan karena belum mendapatkan tempat untuk pindah.
"Di kolong tol bisa berteduh kalau hujan," kata wanita yang bekerja sebagai pemulung botol bekas tersebut.
Diperkirakan hampir 2.000 jiwa yang selama ini tinggal di pemukiman liar itu terdampak akibat pembongkaran itu.
"Rumah liliput" itu berukuran sekitar lima meter persegi dengan ketinggian satu hingga dua meter. Petak-petak rumah tersebut kebanyakan dihuni para pemulung.
Petugas masih berupaya membersihkan puing sisa pembongkaran dan diangkut ke truk-truk.
Sementara itu, beberapa warga kolong yang terdampak masih bertahan di lokasi penertiban. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya memilih bertahan karena belum mendapatkan tempat untuk pindah.
"Di kolong tol bisa berteduh kalau hujan," kata wanita yang bekerja sebagai pemulung botol bekas tersebut.
Diperkirakan hampir 2.000 jiwa yang selama ini tinggal di pemukiman liar itu terdampak akibat pembongkaran itu.
Pewarta: Calvinantya Basuki
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016