Makanan tradisional itu disebut-sebut tak pernah absen terhidang di meja makan warga Belitung.
"Orang Belitung kalau tidak makan gangan tidak sedap. Makanya di rumah-rumah orang Belitung selalu ada gangan yang ditemani sambal lalap. Enaknya makan gangan itu dimakan berulang, artinya makan ramai-ramai bersama sambil kelakar (ngobrol)," kata salah satu warga Tanjung Pandan, Belitung, Marliana (41) di Tanjung Pandan pada Senin (7/3).
Jenis ikan yang biasa dibuat gangan aalah ikan ketarap, kakap merah dan krisi. "Tapi biasanya kami pakai ikan apa saja, tak ada aturan khusus pakai jenis ikan tertentu," Marliana menambahkan.
Salah satu kedai gangan yang populer di Belitung adalah Gangan Sari di Jalan Irian yang terkenal dengan kuah "modifikasi" dengan kuah yang lebih kental.
"Saya sengaja memodifikasi kuah gangan menjadi lebih pekat dibanding gangan yang asli karena menurut saya kalau pekat rasa dan warnanya itu bagus, setelah setahun saya jualan baru nemu resep begini, itu juga karena masukan dari konsumen tang ingin rasa gangannya begini begitu," kata Martha Sari Bulan (45) si pemilik kedai Gangan Sari.
Gangan yang bercita rasa gurih, asam dan pedas itu selalu disajikan secara segar, ikan baru dimasak ketika orang datanf memesan.
"Gangan lebih enak fresh begini. Tapi kalau ikan, terus terang ini bukan semua ikan segar. Karena ikan kakap merah yang kami pakai enggak setiap hari ada. Ikan itu kalau di sini diekspor ke luar, jadi jarang ada," tutur Sari.
Cara menyiapkan gangan tampak sederhana, kepala ikan kakap merah yang sudah dipotong-potong sesuai porsi kemudian dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam kuah kuning dan dimasak sampai ikan matang.
Gangan biasa disajikan dengan ikan bebulus goreng, lalapan, dan sambal balacan, tomat dan cabai mentah. Di kedai Gangan Sari, sepaket hidangan gangan plus es jeruk konci dijual seharga Rp59.000.
Dalam sehari, Sari bisa menjual 70 porsi gangan yang dibuat dari 15 kilogram ikan kakap merah.Dia percaya, banyak konsumen yang menyukai gangan buatannya karena khasiat "jamu" yang dimiliki masakannya.
"Gangan ini seperti jamu, kan banyak kunyitnya. Kunyit sendiri terkenal sebagai antibiotik alami kan," katanya.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016