GMT di mata peramal suku Dayak

8 Maret 2016 13:56 WIB
GMT di mata peramal suku Dayak
Dokumentasi peneliti dari NASA mempersiapkan peralatan untuk mengamati GMT, di lapangan Pendopo Jikomobon, Maba, Halmahera Timur, Senin (7/3). GMT pada 9 Maret 2016 tersebut akan terjadi pada titik yang sama pada 350 tahun mendatang. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

... apa langkah yang perlu dipersiapkan...

Palangka Raya, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Kekayaan budaya setempat juga terlibat dalam gerhana Matahari total (GMT) kali ini di Kalimantan Tengah. Mereka adalah peramal suku Dayak yang akan memperkirakan dari sisi budaya, apakah gerhana Matahari ini baik atau buruk untuk bangsa Indonesia. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah, Yuel Tenggara, di Palangka Raya, Selasa, mengatakan, "Apabila dalam ramalan tersebut nanti banyak membawa keburukan, maka apa langkah yang perlu dipersiapkan." 

"Jadi, selain sejumlah peramal, kami juga mempersiapkan orang balian atau sejenis prosesi adat pembuang sial," katanya. 

Sejumlah peramal itu juga nanti dapat dimanfaatkan masyarakat setempat ataupun turis domestik dan mancanegara untuk melihat seperti apa perjalanan kehidupannya di masa mendatang.

Dia mengungkap "cara" meramal itu, di antaranya sang peramal akan duduk di satu gong yang telah disediakan. Setelah itu, peramal akan melihat dengan kebatinan orang yang akan diramal itu.

"Peramal ini akan berada di Bundaran Besar Palangka Raya yang menjadi pusat menyambut GMT. Tapi perlu dipahami, kita sebagai manusia tetap harus lebih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ramalan ini lebih kepada prediksi yang mungkin bisa terjadi," tambahnya.

Kalimantan Tengah, salah satu provinsi yang akan dilalui jalur GMT kali ini, juga menyiapkan pesta rakyat, pagelaran budaya, pameran kerajinan asli suku Dayak, dan kegiatan lain.

Sudah cukup banyak turis domestik dan mancanegara yang datang untuk GMT ini. Dari luar negeri, tercatat dari Jepang, Amerika, Rusia, Belanda, Spanyol, Brazil, Polandia, China, Australia, dan lain-lain. 

Pewarta: Jaya Manurung
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016