"Kami bersama Dirut PT Garam ketemu Menperin untuk meminta dukungan terkait pengembangan industri garam di NTT, sehingga mampu memenuhi kebutuhan nasional yang selama ini masih impor,” ujar Anwar Pua Geno, Ketua DPRD Provinsi NTT di Jakarta, Selasa.
Anwar menjelaskan, pengembangan industri garam di Provinsi NTT sangat potensial, mengingat matahari bersinar selama sembilan bulan dalam setahun dengan luas pantai yang sangat besar.
Menurut Anwar, persoalan pembebasan lahan di provinsi kelahiran Menperin Saleh tersebut kerap terjadi, karena sebagian merupakan tanah ulayat yang hanya bisa diselesaikan dengan musyawarah.
Ia berharap Kemenperin bisa berperan untuk mempercepat pembebasan lahan demi pengembangan industri garam industri, yang selama ini masih sangat bergantung pada produk impor.
"Dengan dukungan Pak Menteri, secara intensif, dan kami undang Pak Menteri ke Nagekeo, Mbai, Flores, selain di Kabupaten Kupang, untuk melihat potensinya," ujar Anwar.
Sementara itu, Saleh Husin mengakui bahwa pengembangan industri garan di NTT selama ini masih seringkali terbentur persoalan lahan.
Namun, melihat potensi yang begitu besar, Saleh meminta agar PT Garam mulai membangun industri garam di NTT di atas lahan yang sudah disepakati terlebih dahulu.
“Potensi alamnya sangat mendukung untuk garam industri. Tadi Dirut PT Garam juga membahas sudah ada sejumlah lahan potensial yang bisa dikembangkan untuk permulaan, luasnya sekitar 400 hektare,” tuturnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016