Mataram (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat Drg Eka Junaidi menegaskan Indonesia harus tetap waspada terhadap penyebaran virus polio dari 10 negara di kawasan Asia Tengah dan Afrika.Masih ada negara yang belum bebas polio, jadi kita harus waspadai, sebab kontak manusia dari negara belum bebas polio bisa terjadi,"
"Masih ada negara yang belum bebas polio, jadi kita harus waspadai, sebab kontak manusia dari negara belum bebas polio bisa terjadi," katanya di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan, poliomielitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit tersebut adalah sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Pada 2014, kata Eka, "World Health Organization" (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, untuk kawasan Asia Tenggara, menyatakan bahwa kawasan Asia Tenggara telah bebas polio, karena itu vaksinasi polio pada bayi sudah tidak perlu diberikan lagi.
Salah satu negara yang dinyatakan bebas polio adalah Indonesia karena sudah tidak ada laporan kasus bayi bawah lima tahun (balita) yang menderita lumpuh layuh akibat virus polio.
Virus polio pernah merebak di Sukabumi, Jawa Barat, pada 2005, akibat strain virus yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke Arab Saudi dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, atau orang yang bepergian ke Arab Saudi untuk haji atau hal lainnya.
"Makanya kita tetap waspada masuknya virus polio dari negara di Asia Tengah, seperti Pakistan, dan Nigeria di kawasan Afrika," ujar Eka.
Selain waspada penyebaran dari negara yang belum bebas polio, kata dia, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan balita terkena virus polio melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dengan sasaran balita.
Pada PIN Polio 2016, lanjut Eka, sebanyak 462.057 balita menjadi sasaran pemberian vaksin polio. Seluruhnya tersebar di 10 kabupaten di NTB.
Namun, dari jumlah sasaran tersebut kemungkinan ada saja balita yang lolos dari imunisasi, sehingga berpotensi terserang penyakit polio.
"Imunisasi polio pada 2016 juga dilakukan di negara-negara yang dinyatakan belum bebas polio oleh WHO. Upaya imunisasi polio itu terus dilakukan agar target dunia bebas polio pada 2020 terwujud," kata Eka.
Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016