• Beranda
  • Berita
  • PBB desak Iran tahan diri setelah uji peluru kendali

PBB desak Iran tahan diri setelah uji peluru kendali

11 Maret 2016 19:35 WIB
PBB desak Iran tahan diri setelah uji peluru kendali
Dokumentasi roket Emad milik Iran diluncurkan saat ujicoba di lokasi yang tak disebutkan pada 11 Oktober lalu. (REUTERS/farsnews.com/Handout via Reuters)
Markas Besar PBB, News York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, telah bereaksi terhadap uji peluru kendali balistik Iran baru-baru ini, dengan mendesak Teheran bertindak tak berlebihan dan menahan diri, kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, Kamis.

"Dalam suasana politik saat ini di kawasan Timur Tengah, dan begitu cepat setelah berita positif dari pencabutan hukuman melawan Iran, sekretaris jenderal meminta... Iran untuk bertindak tak berlebihan, hati-hati dan akal sehat agar tidak meningkatkan ketegangan melalui tindakan tergesa-gesa," kata Dujarric, kepada wartawan.

Serangkaian uji peluru kendali balistik pekan ini yang dilakukan oleh Pengawal Revolusi Iran menarik perhatian internasional. 

Amerika Serikat, Prancis dan negara-negara lain mengatakan, jika dipastikan, peluncuran peluru kendali balistik berkemampuan nuklir akan menjadi pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dujarric mengatakan terserah kepada dewan yang beranggotakan 15 negara itu untuk memeriksa masalah yang berkaitan dengan Resolusi 2231, yang menyerukan kepada Iran "untuk tidak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan peluru kendali balistik yang dirancang mampu mengirimkan senjata nuklir, termasuk peluncuran yang menggunakan semacam teknologi peluru kendali balistik."

Amerika Serikat mengatakan uji peluru kendali Iran tidak melanggar ketentuan kesepakatan nuklir bersejarah antara Teheran dan enam negara besar, yang Resolusi 2231, diadopsi pada Juli 2015, disahkan. Pembatasan peluru kendali dan embargo senjata dari PBB terhadap Iran secara teknis bukan bagian dari perjanjian nuklir.

Para diplomat DK PBB mengatakan mereka pertama akan menunggu kepastian dari badan-badan intelijen nasional tentang apakah peluru kendali yang Iran tembakkan adalah yang berkemampuan nuklir. 

Mereka juga mengatakan,  Rusia dan China, yang menentang kelanjutan dari pembatasan pada program peluru kendali Iran, kemungkinan akan menghambat tindakan dewan.

Kementerian Luar Negeri Iran, Rabu, menyatakan, uji tak melanggar perjanjian nuklir, yang menyebabkan pencabutan hukuman pada Januari.

Diplomat Barat mengatakan resolusi 2231, yang "meminta" Iran untuk menahan diri dari kegiatan peluru kendali balistik tertentu, tidak menawarkan lampu hijau bagi peluncuran peluru kendali berkemampuan nuklir yang dilakukan Teheran dan oleh karenanya, itu merupakan larangan yang jelas.

Namun, mereka mengakui Rusia, China, dan Iran kemungkinan menafsirkan bahasa itu sebagai permintaan kepada Iran untuk secara sukarela menahan diri dari kegiatan peluru kendali. Teheran juga mengatakan tidak ada peluru kendali yang dirancang untuk membawa senjata nuklir.

Meskipun tidak ada sanksi baru PBB yang mungkin akan segera terjadi, diplomat Barat mengatakan Amerika Serikat dan beberapa sekutunya bisa mengambil tindakan hukuman tambahan berupa sanksi nasional sepihak terhadap Iran atas peluncuran peluru kendali terbaru, sesuatu yang Washington telah lakukan sebelumnya.

Ketika sanksi PBB terhadap Iran dicabut pada Januari, komite DK PBB terkait sanksi Iran dibubarkan. Tapi diplomat dewan mengharapkan mantan ketua komite yang sekarang sudah tidak berfungsi, Spanyol, akan melakukan tugas mengawasi pemantauan kepatuhan Teheran terhadap Resolusi 2231.


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016