"Manfaat lubang biopori tersebut sangat efektif mengatasi kekeringan dan sebagai areal resapan air," kata Kepala BLHD Pemkab Tangerang Hadisya Mansyur di Tangerang, Selasa.
Hadisya mengatakan pembuatan biopori dilakukan di Binong Permai RT 16/12 Kecamatan Curug dan di Kampung Munawaroh, Panongan, yang merupakan kampung hijau.
Pihaknya secara berkala melakukan pembinaan terhadap warga termasuk pembuatan pupuk organik serta pengunaan limbah plastik untuk dompet.
Pembuatan biopori merupakan teknologi tepat guna untuk meningkatkan laju resapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik ke dalam tanah.
Namun lubang tersebut dibuat secara vertikal dengan diameter 10-30 centimeter kedalaman 100 centimeter atau tidak melebihi permukaan air tanah.
Lubang tersebut juga dibuat pada areal perkantoran, halaman rumah penduduk, sekeliling pohon dan sekitar jalan lingkungan.
Dia mengatakan tujuan pembuatan lubang itu adalah menghambat istrusi air laut, mencegah genangan, penyediaan cadangan air serta meningkatkan peran aktif cacing tanah.
Untuk idealnya, setiap 100 meter persegi dibuat sebanyak 30 titik lubang biopori dengan jarak 0,5 hingga satu meter.
Menurut dia, upaya agar biopori tersebut tetap terjaga yakni dengan membersihkan tanah sekitar agar tidak menimbun lubang.
Demikian pula secara berkala membersihkan sampah plastik yang menimbun lubang sehingga resapan air tetap tertampung dengan baik di tanah.
Menurut dia, setelah tiga hingga enam bulan pascapembuatan lubang, maka sampah organik akan menjadi kompos.
Kompos yang sudah ada pada lubang itu sebaiknya diangkat untuk pupuk dan kembali ditimbun dengan daun atau sampah sisa tanaman lain.
Pewarta: Adityawarman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016