Tragis, lima penambang emas tewas di Bogor

17 Maret 2016 09:14 WIB
Tragis, lima penambang emas tewas di Bogor
Ilustrasi berita: Warga menggali bongkahan emas di dalam lubang Desa Pasirmukti, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Maman bermaksud mengecek ke dalam sumur, ia masuk tapi tidak lama kemudian keluar lagi, karena merasa sesak nafas dan mual-mual

Bogor,  Jawa Barat (ANTARA News) - Humas Polres Bogor menyebutkan lima warga Kampung Ciemas, Desa Banyuasih, Kabupaten Bogor, tewas di dalam sumur galian tambang emas diduga karena menghirup gas beracun di dalam lubang sumur itu.

Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspita Lena di Cibinong, Kamis, mengatakan kelima korban adalah penambang ilegal atau gurandil yang menggali lubang PETI (penampang tanpa izin) emas di Pongkor.

"Evakuasi terhadap lima gurandil berhasil dilakukan sore kemarin, dan langsung dimakamkan malam itu juga," kata Ita.

Kelima orang itu adalah Ata Sumitra bin Sarnan, Firman Kurniawan, Sandi Irwansyah, Sarmadi, dan Maman. Tiga korban adalah bapak dan anak serta menantu, sedangkan kedua lainnya masih kerabat. Mereka adalah warga Kampung Ciemas RT 4/RW 1, Desa Banyuasih, Kecamatan Cigudeg.

Kronologi kejadian berawal saat Ata pergi berpamitan kepada keluarganya untuk mengambil peralatan bekas menggali sumur yang tertinggal Selasa lalu. Ia berangkat pukul 06.00 WIB pagi, namun sampai pukul 09.00 WIB, tidak kunjung kembali.

Mengetahui situasi ini, anak Ata bernama Firman Kurniawan dan menantunya Sandi Irwansyah pergi menyusul ke lubang sumur untuk mengecek keberadaan Ata. Disusul pula istri Ata yakni Nia Ernawati.

"Sampai di lokasi sumur, Firman dan Sandi masuk ke dalam sumur galian untuk mengecek Ata, tetapi setelah menunggu beberapa lama keduanya tidak muncul-muncul," kata Ita.

Melihat anak dan menantunya tidak juga kembali dari sumur galian, lalu Nia lari ke kampung untuk meminta bantuan warga dan tetangganya guna mengecek kondisi suami, anak dan menantunya yang masih di dalam lubang sumur.

Tiga orang tetangganya datang membantu, yakni Oman, Masmadi dan Sarmadi. Ditemani Nia, mereka berempat kembali menuju sumur tempat suami, anak dan menantunya masuk. Sampai di lokasi, Sarmadi memaksa turun ke sumur dan setelah ditunggu beberapa saat juga tidak kembali.

"Kemudian Maman bermaksud mengecek ke dalam sumur, ia masuk tapi tidak lama kemudian keluar lagi, karena merasa sesak nafas dan mual-mual," kata Ita.

Karena tidak tega melihat Nia menangis meminta suami, anak dan menantunya ditolong, akhirnya Maman memutuskan kembali masuk sumur dan akhirnya dia tidak juga kembali.

Mendengar sudah lima orang yang masuk sumur dan tidak kembali, akhirnya warga mengecek dengan senter ke dalam sumur dan terlihat kelimanya sudah meninggal dunia di dalam lubang galian itu.

"Warga melakukan evakuasi menggunakan cara memompa udara dengan menggunakan blower yang dialirkan dengan menggunakan saluran dari plastik dan membuat galian di samping sumur," katanya.

Karena jarak antara Desa Banyuasih dengan Polsek Cigudeg, sangat jauh, laporan tewasnya lima warga dari dalam lubang galian ilegal ini baru sampai Rabu kemarin.

Ita menambahkan, upaya memberantas penambang tanpa izin terus dilakukan aparat Polres Bogor Kabupaten di mana sejumlah gurandil ditangkap, namun warga tetap saja melakukan praktik ilegal itu.


Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016