• Beranda
  • Berita
  • APP gunakan teknologi geothermal deteksi dini kebakaran hutan, lahan

APP gunakan teknologi geothermal deteksi dini kebakaran hutan, lahan

17 Maret 2016 18:46 WIB
APP gunakan teknologi geothermal deteksi dini kebakaran hutan, lahan
Ilustrasi. Kebakaran Lahan Ogan Ilir Seorang warga berusaha memadamkan kebakaran lahan di KM 29 Jalan Lintas Timur Palembang - Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (3/10/15). Kebakaran tersebut hampir menghanguskan pemukiman penduduk. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Sebelumnya perusahaan hanya menggunakan data hotspot dan peta lokasi tapi tetap saja hasil tidak maksimal karena tidak dapat mendeteksi dini, begitu juga dengan pemantauan dengan tower karena baru bisa melihat api di lahan gambut setelah apinya membe

Palembang (ANTARA News) - Salah satu pilar usaha Sinar Mas Asia Pulp & Paper menggunakan teknologi geothermal terbaru untuk mendeteksi dini kebakaran lahan dan hutan dengan mengeluarkan dana sekitar 20 juta dolar Amerika Serikat.

General Manager Fire Management APP Sinar Mas Sujica Lusaka dalam keterangan pers, Kamis, mengatakan, ide menggunakan teknologi geothermal muncul setelah menghadapi kejadian kebakaran lahan dan hutan yang hebat pada musim kemarau tahun lalu.

"Sebelumnya perusahaan hanya menggunakan data hotspot dan peta lokasi tapi tetap saja hasil tidak maksimal karena tidak dapat mendeteksi dini, begitu juga dengan pemantauan dengan tower karena baru bisa melihat api di lahan gambut setelah apinya membesar," kata dia.

Namun dengan teknologi terbaru ini maka deteksi titik api di lahan gambut dapat terlihat secara kasat mata karena alat dapat menangkap perbedaan suhu ekstrem di muka tanah.

"Rencananya alat thermal kamera ini akan dibawa dengan pesawat Cessna 206H Station Air dan bermarkas di Jambi karena dinilai dapat melingkupi wilayah lain. Setiap hari rute perjalanannya melintasi Jambi-Riau-Sumatera Selatan dalam waktu sekitar 2 jam," kata Sujica.

Ia menerangkan begitu panas terdeteksi, maka sistem akan mengirimkan data serta mengoverlay ke dalam peta konsesi sehingga lokasi titik api akan langsung terlihat dalam sistem dalam waktu 50 menit.

Informasi ini dapat cepat didapatkan karena di dalam pesawat ini terdapat monitor fire danger rating system (FDRS). Jika berwarna kuning atau merah maka frekuensi patroli di daerah tersebut akan di tingkatkan menjadi 2-3 kali lipat.

"Sistem ini terbilang baru di kembangkan dan akan siap beroperasi penuh pada akhir Maret tahun ini, setelah izin terbang diperoleh," papar Sujica yang lulusan Queensland University of Technology Australia ini.

Sementara itu pengembang teknologi geothermal Dr. Paul M. Dare selaku CEO Aeroscientific yang berbasis di Australia mengatakan bahwa APP-Sinar Mas merupakan perusahaan swasta pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi geothermal dalam deteksi dini titik api.

Direktur Sinar Mas Forestry Elim Sritaba mengatakan perusahaan menginvestasikan hingga 20 juta dollar Amerika Serikat untuk menerapkan teknolgi baru ini yang sudah dipakai di Australia, Kanada, serta Afrika Selatan.

Selain fokus pada penyediaan sarana dan prasaran mutahir antisipasi kebakaran, Sinar Mas juga meluncurkan program berbasis peningkatan ekonomi daerah melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), peningkatan skill regu pemadam kebakaran, modernisasi peralatan pemadaman, sekaligus mengembangkan sistem pemadaman terintegrasi.

"Tahun 2016 ini, perusahaan sudah jauh lebih siap menghadapi ancaman kebakaran lahan dan hutan, termasuk dalam kondisi cuaca ekstrem dan El Nino," kata dia.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016