ITS kembangkan alat deteksi gelatin babi

24 Maret 2016 19:23 WIB
ITS kembangkan alat deteksi gelatin babi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. (its.ac.id)
Surabaya (ANTARA News) - Pusat Kajian Halal (PKH) ITS mengembangkan alat deteksi gelatin babi dengan menggunakan sensor "quartz crystal microbalance" (QCM) yang diluncurkan dalam pencanangan Gerakan Masyarakat Halal Jawa Timur di Gedung Pascasarjana ITS, Surabaya, Kamis.

"PKH ITS akan menjadi PKH Nasional yang bergerak untuk membantu PKH di daerah, karena PKH ini lebih bersifat ibadah untuk membantu masyarakat di daerah guna mengetahui tingkat ke-halal-an gelatin dengan sensor QCM," kata Ketua PKH ITS Surabaya, Fredy Kurniawan.

Dosen kelahiran Cepu, 28 April 1974, menjelaskan alat ciptaannya itu sederhana dan merupakan modifikasi dari sensor SRS QCM 200 yang dihubungkan dengan personal computer (PC) dibantu dengan sensor untuk mendeteksi protein babi.

Ia menjelaskan PKH di Indonesia sudah dimulai oleh Universitas Brawijaya, ITB, UGM dan kampus lain. Bedanya, PKH ITS menggunakan alat yang lebih sederhana yakni alat deteksi gelatin babi dengan menggunakan sensor QCM.

"Hanya dengan memasukkan gelatin yang telah diekstrak (direndam dengan cairan HCL), kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam tabung yang ada sensor QCM maka skala pengukur akan memberikan hasilnya, naik atau turun," katanya.

Dalam proses menggunakan alat ini, Fredy menjelaskan, sensor QCM harus diubah molekulnya dari sensor QCM standar menjadi sensor QCM selektif dengan gelatin babi.

Setelah itu, respons sensor QCM yang telah diubah akan menunjukkan frekuensi naik jika gelatin terbuat dari babi dan frekuensi turun ketika gelatin terbuat dari sapi pada layar monitor dengan skala 100-500 ppm (part permillion).

"Selama lima menit proses gelatin dimasukkan ke dalam tabung berisi air dan sensor QCM, maka gelatin akan menempel pada sensor dan proses pengukuran akan terbaca pada monitor," katanya.

Fredy menyebutkan pihaknya melakukan penelitian dan uji coba alat deteksi gelatin babi dengan sensor QCM ini bersama Ari Nugroho, Rangga Aji Baskara, dan Laurentia Candle, yang merupakan alumni Jurusan Kimia ITS tahun 2015.

Selain itu, ia menyampaikan ITS dalam penelitian menggunakan APBN berkala sebesar 24 Miliar yang dibagi ke-10 pusat studi penelitian yaitu Energi, Kelautan, Bencana, Lingkungan, Sains, Material, Alat teknologi dan sisanya untuk penelitian pengabdian masyarkat.

Ia menyampaikan permasalahan uji halal untuk UMKM dengan biaya nol rupiah, maka PT yang salah satunya ITS akan berusaha untuk membantu mewujudkan bersama Pemerintah.

Dalam hal ini, skema khusus untuk pembiayaan uji halal untuk produk UMKM diserahkan kepada Pemerintah dan ITS juga sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan untuk membiayai proses penelitian dalam PKH yang akan datang dengan memanfaatkan dana CSR perusahaan.

"Perusahaan memberikan kesempatan untuk menggunakan dana CSR mereka bekerja sama dalam pembiayaan PKH ITS, salah satunya Toyota yang telah menjalin kerja sama bersama kami," katanya.

Pewarta: Edy M Ya`kub/Hesty PU
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016