• Beranda
  • Berita
  • TNI AL gagalkan penyelundupan induk kepiting di Sebatik

TNI AL gagalkan penyelundupan induk kepiting di Sebatik

29 Maret 2016 00:09 WIB
TNI AL gagalkan penyelundupan induk kepiting di Sebatik
Ilustrasi. Seorang pedagang menimbang kepiting bakau sebelum dijual di Kendari, Sultra, Selasa (3/6/14). Selanjutnya kepiting bakau tersebut dijual dengan harga Rp55 ribu perkilogram. (ANTARA FOTO/Ekho Ardiyanto)
Surabaya (ANTARA News) - Pos TNI Angkatan Laut (Posal) Sei Pancang menggagalkan penyelundupan induk kepiting betina di perairan Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Komandan Lanal Nunukan Letkol Laut (P) Hreesang Wisanggeni dalam keterangan pers yang diterima Antara di Surabaya, Senin, menyebutkan penyelundupan itu digagalkan tim gabungan pada Sabtu (26/3) pukul 23.00 WITA.

Sukses itu berawal dari informasi adanya dugaan sering terjadinya penyelundupan induk kepiting bakau ilegal.

Akhirnya, Posal Sei Pancang yang merupakan Posal di bawah jajaran Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nunukan bekerja sama dengan Syahbandar Kecamatan Sebatik dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pulau Sebatik mengadakan patroli gabungan.

Patroli gabungan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) di wilayah perairan Sebatik pun menemukan induk kepiting betina yang diselundupkan itu.

Induk kepiting betina merupakan komoditas yang sangat dicari oleh pengemar kepiting, namun hal itu mengakibatkan keberadaan induk kepiting saat ini dalam kondisi yang mengkhawatirkan akibat ekspor tanpa dilengkapi dengan perizinan itu.

Dalam penangkapan tersebut, patroli gabungan dapat menyita barang bukti berupa perahu jongkong bermuatan 18 kardus berisi induk kepiting betina.

Diperkirakan, jumlah kepiting secara keseluruhan mencapai 1.650 ekor dengan berat rata-rata tiap kardus 32 kilogram. Semua barang bukti saat ini diamankan di PPI Pulau Sebatik.

Namun, pemilik perahu jongkong yang diduga pelaku penyelundupan berhasil melarikan diri menggunakan speed boat 200 Paarden Kracht (PK) bermesin ganda menuju arah selatan perairan Sebatik.


Patkor Australia-Indonesia

Setelah sukses melaksanakan Latihan bersama Cassowary Exercise-16 (Cassoex-16) tahun 2016, TNI AL dengan Royal Australia Navy (RAN) Australia melaksanakan Patroli Koordinasi Australia-Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2016.

"Patkor Ausindo akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret-7 April 2016 dengan melibatkan beberapa unsur kapal perang dan pesawat udara (pesud)," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Suleman.

Patkor Ausindo dibuka oleh Attace Australia di Jakarta Captain Nick Hart bersamaan dengan acara penutupan Latma Cassoex-16 yang dilakukan oleh Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Dan Guspurlatim) Laksamana Pertama TNI TNI I.G.N Ariawan di HMAS Coonawarra, 24 Maret 2016.

Pada Patkor Ausindo tahun ini TNI AL melibatkan dua kapal perang dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim yaitu KRI Sampari-628 dengan Komandan Letkol Laut (P) Irwan Sobhirin dan KRI Layang-635 dengan Komandan Mayor Laut (P) Nopriadi serta Pesud CN 235.

Dari pihak Australia melibatkan HMAS Wollongong dengan Komandan LCDR Wilson dan Pesud P3-C Orion.

Patkor Ausindo-16 akan berlangsung selama 14 hari di daerah perbatasan perairan laut Indonesia-Australia dengan tujuan meningkatkan mutual understanding dalam kerja sama patroli laut dan interoperability antara unsur laut dan udara dari kedua belah pihak.

Acara itu dihadiri Distinguished Commander JTF-639 Rear Admiral Radm Peter Laver, Indonesia Defence Staff in Canberra Colonel Riva Yanto , Commanding Officer HMAS Coonawara, Comander John Navin, Komandan KRI Sampari-628 Letkol Laut (P) Irwan Sobhirin, dan Komandan KRI Layang-635 Mayor Laut (P) Nopriadi.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016