"Perkembangan anak-anak, belum siap sebetulnya, jadi kelihatannya performanya belum optimal. Begitu dia sudah usia empat tahun kognitifnya sudah berkembang, dia sudah lebih pintar. Sebelum empat tahun itu waktunya bermain," ujar Dr. Saptawati Bardosono kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa (29/3).
Sementara, bila anak memasuki masa sekolah di bawah usia empat tahun, bukan tak mungkin performanya nanti tak sesuai harapan orang tua.
"Bila di bawah usia empat tahun, tentu saja performa kognisinya belum sesuai harapan, sementara orang tua mengeluh "kok anaknya enggak bisa ini, itu". Padahal memang belum," kata dia.
Selain perkembangan kognisinya belum optimal, lanjut dr Tati, karakter anak juga belum terbentuk. Bila mereka harus masuk sekolah lebih awal dikhawatirkan pembentukan karakter anak lebih banyak dicampuri orang lain selain keluarganya.
"Karakternya belum terbentuk. Jadi khawatirnya, bila sekolah sebelum usia empat tahun, pembentukan karakternya tidak mewakili keluarganya. Banyak campur tangan di luar keluarganya. Itu yang membuat dia nanti menjadi berbeda," tutur dia.
Sembari mempersiapkan masa sekolahnya, orang tua sebaiknya mengajarkan berbagai hal semisal toilet trainning, cara bersosialisasi dengan orang lain di luar keluarga, cara berbagi dengan orang lain, pengenalan waktu makan, tidur dan lainnya.
"Kalau semua itu sudah selesai, kemudian dia sudah bisa bersosialisasi, bisa berbagi dengan orang lain, begitu tiba waktunya dia sekolah, dia sudah siap. Karakter dia sudah terbentuk dan matang secara kepribadian," kata dr Tati.
"Saat di rumah ibunya harus menjelaskan, nanti pada saatnya dia akan bertemu dengan orang lain (teman-temannya). Ibu harus memperkenalkan ada yang namanya ibu guru, teman. Di hari pertama dia harus buktikan apa yang dikatakan ibunya benar. Lalu ibu guru dan teman-temannya sebaik orang yang dia temui di rumah," tambah dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016