Jakarta (ANTARA News) - Aktris Marshanda mengatakan dirinya pernah mengalami serangan panik atau panick attack yang merupakan bagian dari gejala gangguan Bipolar yang menimpanya. Marshanda mengalami sempat itu di tempat umum, tepatnya di sebuah mal.Awalnya aku mengalami fase enggak terima atau denial, berikutnya aku blaming banyak orang yang put me in that position, tapi sejak itu aku jadi workshop junkie dalam hal personal growth, aku suka banget ikut workshop pengembangan diri, tapi itu belum
"Kalau dulu aku sempat panick attack biasanya di tempat rame, di mal, kalau sudah begitu aku harus pulang, di dalam mobil tuh aku nangis, takut, panik, sampai di rumah udah nangis-nangis," kata Marshanda di Jakarta pada Rabu (30/3).
Sekarang, Marshanda mengaku kondisinya lebih baik dan jarang mengalami serangan panik setelah rajin mengkonsumsi obat. "Selain minum obat, aku pakai metode dengan memanfaatkan support system aku, biasanya Mama. Aku pesan pada Mama, kalau aku sedang marah-marah, aku minta Mama nanya, Ca, ini panic attack bukan? Lalu aku akan stop dan mikir ini benar-benar panic attack atau aku benar-benar marah karena sesuatu? Lalu setelah itu, aku minta Mama untuk nanya lagi, dari 0 sampai 10, di level berapa aku merasakan panik. Dengan metode itu, sampai sekarang aku cuma mengalami tiga kali panic attack, memang untuk mendeteksi itu kita butuh bantuan orang lain," katanya.
Marshanda didiagnosa menderita gangguan Bipolar pada tahun 2009, sejak saat itu, dirinya mengalami berbagai gejolak kejiwaan, termasuk penyangkalan atau "denial".
"Awalnya aku mengalami fase enggak terima atau denial, berikutnya aku blaming banyak orang yang put me in that position, tapi sejak itu aku jadi workshop junkie dalam hal personal growth, aku suka banget ikut workshop pengembangan diri, tapi itu belum fine," kata Marshanda.
Marshanda mengatakan, sejak itu, mamanya selalu mengiriminya email berisi link tentang Bipolar dari situs-situs yang terkait Bipolar, namun Marshanda enggan membukanya. Tahun 2013, Marshanda mulai membuka diri dan mencari tahu soal Bipolar.
"Tahun 2013 aku mulai rajin minum obat karena sebelumnya aku berhenti karena ada yang bilang semakin banyak aku minum obat semakin rusak otakku, tapi kemudian aku bertemu orang-orang support system yang tepat yang mengajari aku untuk menerima. Aku jadi paham kalau obat itu adalah suplemen hormon, karena orang Bipolar kan sebenarnya kekurangan hormon, kalau aku kekurangan serotonin, jadi setelah minum obat baru bisa tidur, aku bisa berfungsi secara biologis dan enggak parno-an," katanya.
Meski demikian, Marshanda bersyukur dirinya menderita Bipolar, karena menurutnya hal itu membawanya kepada kebahagiaan. "Kalau bukan karena Bipolar, aku enggak mungkin sehappy sekarang."
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016