"Kejadiannya sekitar pukul 08.00 WIB, namun, tanda-tanda longsor sudah terjadi sejak semalam. Talud yang ada di tebing semakin retak dan akhirnya longsor," kata Camat Jetis Ananta Wibowo di Yogyakarta, Jumat.
Tebing Sungai Code yang longsor memiliki panjang sekitar tiga meter dengan ketinggian 10 meter dan sudut kecuraman hampir tegak lurus. Namun, talud yang ada di sisi selatan tebing yang longsor juga retak sehingga mengancam empat rumah di atasnya.
Ananta menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena tidak ada penghuni rumah yang sedang berada di bagian rumah yang ikut longsor. Ruangan yang ikut longsor selama ini hanya digunakan sebagai gudang.
Namun demikian, pihaknya sudah meminta penghuni rumah yang terdampak longsor untuk segera melakukan evakuasi karena kondisi masih cukup mengkhawatirkan dan retakan di dalam rumah semakin besar.
"Lokasi yang longsor ini dulunya tumpukan sampah sehingga tanah yang ada di tempat tersebut labil," katanya yang memperkirakan longsor dipicu hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta dua hari lalu.
Kondisi tebing yang mengalami longsor masih belum stabil karena ada saluran air yang terus menerus mengeluarkan air sehingga tanah ikut tergerus. Kejadian tersebut juga menarik perhatian masyarakat yang ingin menyaksikannya dari Jembatan Gondolayu.
Pemilik rumah yang mengalami kerusakan paling parah, Indrawati (68) mengatakan, tidak ada orang di ruangan yang ikut longsor. "Hanya dipakai untuk menyimpan barang-barang saja. Semuanya ikut longsor ke sungai," katanya.
Untuk sementara, lokasi rumah yang terdampak longsor diberi garis pengaman dari kepolisian dan pemilik mulai memindahkan barang-barang di dalam rumah agar lebih aman.
Sementara itu, Kepala Bidang Drainase dan Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Aki Lukman mengatakan, baru bisa melakukan pendataan terhadap kerusakan yang ada.
"Secara teknis, kami tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perbaikan tebing karena kemiringannya hampir tegak lurus," katanya yang menyarankan agar segera diberi terpal untuk mengamankan tebing agar tidak semakin tergerus jika hujan turun.
Selain di selatan Jembatan Gondolayu, kejadian serupa juga terjadi di tebing Sungai Code yang berada di sisi utara Jembatan Sardjito serta tebing longsor di Sungai Winongo. Aki mengaku tidak menyangka jika akan terjadi longsor di tiga titik tersebut.
"Kami hanya bisa menyampaikan surat ke Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) sebagai instansi yang berwenang untuk menangani sungai," katanya.
Beberapa kerusakan infrastruktur, khususnya talud sungai juga terjadi beberapa pekan sebelumnya di sembilan titik di Sungai Code dan Winongo.
"Kami baru selesai melakukan revisi perencanaan penanganannya untuk kemudian diajukan ke lelang. Prosesnya memang cukup lama karena tidak menggunakan dana tak terduga. Masyarakat perlu bersabar," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016