• Beranda
  • Berita
  • Setengah dari situs warisan dunia terancam industri

Setengah dari situs warisan dunia terancam industri

6 April 2016 15:41 WIB
Setengah dari situs warisan dunia terancam industri
Great Barrier Reef, Australia. (tourist-destinations.com)
Jakarta (ANTARA News) - Aktivitas industri seperti pertambangan dan penebangan liar mengancam hampir setengah dari situs Warisan Dunia alamiah di dunia.

Great Barrier Reef di Australia sampai benteng Inca Machu Picchu di Peru termasuk yang terancam rusak, demikian WWF dikutip dari Reuters, Rabu.

Perusahaan pun didesak untuk mematuhi seruan PBB agar semua area di situs Warisan Dunia tidak diizinkan untuk eksplorasi minyak dan gas, pertambangan, produksi kayu yang tidak berkelanjuan serta penangkapan ikan yang berlebihan.

114 situs Warisan Dunia dari 229 di seluruh dunia yang berharga bagi alam atau campuran alam dan budaya berada di bawah ancaman, ulas WWF dan Dalberg Global Development Advisors, sebuah konsultan berbasis di AS.

"Ini mengejutkan. Kami sedang berusaha mengangkat isu ini," Dirjen WWF International Marco Lambertini. "Kami tidak menentang pembangunan, kami menentang pembangunan yang direncanakan dengan buruk."

Berdasarkan lembaga budaya UNESCO dari Komite Warisan Dunia PBB, temuan WWF jauh lebih banyak dari 18 situs alam yang terdaftar "dalam bahaya", dengan kondisi yang lebih parah.

WWF mengungkapkan Great Barrier Reef, misalnya, berada di bawah ancaman dari pertambangan dan perkapalan, sementara tahun lalu, Komite Warisan Dunia menghentikan daftar "dalam bahaya".

Dan WWF mengatakan Machu Picchu di Andes, juga tidak ada dalam daftar U.N., padahal berada di bawah ancaman penebangan liar.

Situs lain yang berada di bawah ancaman adalah Everglades di Amerika Serikat, Kepulauan Galapagos di Ekuador atau gunung berapi Kamchatka di Rusia.

"Dari semua itu, hanya Everglades yang dinilai "dalam bahaya" oleh Komite Warisan Dunia," ujar WWF.

Direktur Pusat Warisan Budaya UNESCO di Paris Mechtild Rossler, mengatakan ia terbuka dengan laporan non pemerintah sebagai bantuan untuk meningkatkan kesadaran risiko.

Hanya beberapa perusahaan yang mematuhi seruan UN atas zona terlarang.

Dewan Internasional Pertambangan dan Logam, kelompok perusahaan-perusahaan besar, setuju pada 2003 untuk keluar dari situs Warisan Dunia. Beberapa perusahaan minyak dan gas, seperti Total dan Shell, telah membuat komitmen sama.

Studi WWF menyebutkan bahwa lebih dari 11 juta orang bergantung pada situs warisan untuk makanan, air, tempat tinggal dan obat-obatan.


Penerjemah: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016