Mataram (ANTARA News) - Potret kehidupan nelayan selalu lekat dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Mereka hidup dalam ketidakpastian, karena mengandalkan perahu kecil dan alat tangkap yang sederhana, sehingga hanya bisa melaut di perairan pantai.Bukti dari keberhasilan itu dengan adanya dua orang nelayan asal Bintaro yakni Bahrim dan Sayiful Bahri telah dipanggil Presiden RI Joko Widodo untuk mempresentasikan cara menggunakan aplikasi tersebut."
Untuk mengetahui titik lokasi berkumpulnya ikan mereka hanya mengandalkan "insting", sehingga hasil tangkapan ikan terkadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Belum lagi ancaman bahaya angin kencang dan gelombang tinggi yang tak jarang mengancam keselamatan jiwa mereka. Para nelayan tradisional hanya mengandalkan gejala alam untuk memperkirakan cuaca.
Karena itu kehadiran program aplikasi telepon seluler (ponsel) khusus untuk nelayan yang menggunakan aplikasi mobile fish atau "M-Fish" cukup membantu meningkatkan hasil tangkapan ikan dan keselamatan para nelayan.
Aplikasi ponsel M-fFsh untuk nelayan tersebut diinisiasi oleh Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), perusahaan telekomunikasi XL, dan sejumlah NGO pada Maret 2015 lalu untuk 65 nelayan.
M-Fish menyediakan informasi mengenai kondisi cuaca, lokasi plankton, dan penghitungan harga ikan kepada nelayan guna menunjang keamanan dan produktivitas ketika melaut.
Bahrim (45), salah satu nelayan di Pondok Perasi, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram mengaku aplikasi M-Fish tersebut cukup membantunya dalam melaut, terutama untuk memprakirakan cuaca.
"Sebelum berangkat melaut kita bisa lihat dulu apakah akan hujan atau gelombang tinggi atau tidak. Dulu adu mental, turun hujan atau tidak tetap melaut," kata Bahrim, yang pernah diundang oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2015 untuk mempresentasikan aplikasi tersebut.
Manfaat aplikasi M-Fish tersebut juga diakui oleh nelayan lainnya di Ampenanan. Dengan menggunakan aplikasi itu mereka bisa mendapatkan berbagai informasi pokok untuk bekal melaut, sehingga hasil tangkapan mereka kian meningkat.
Karena itu Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meluncurkan aplikasi "online" hasil tangkapan nelayan yang merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat nelayan.
Peluncuran aplikasi "online" tersebut dilaksanakan Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di perkampungan nelayan Mapak Indah, Kecamatan Sekarbela, Kamis (7/4).
Hadir dalam kegiatan itu, pimpinan dan jajaran PT XL Axiata, selaku operator aplikasi "online" hasil tangkapan nelayan melalui program "mobile fish" (M-Fish).
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPKP) Kota Mataram Mutawalli dalam kesempatan itu mengatakan aplikasi M-Fish memberikan manfaat yang cukup banyak bagi nelayan.
Beberapa manfaat aplikasi tersebut adalah nelayan bisa dengan mudah mendeteksi cuaca, prediksi cuaca yang aktif selama 24 jam dan berubah sesuai dengan kondisi cuaca per satu jam, tinggi gelombang, dan arah angin.
"Yang lebih penting lagi dengan M-Fish tersebut nelayan bisa mendeteksi titk-titik yang memiliki potensi ikan banyak, sehingga nelayan mendapatkan hasil tangkapan maksimal," katanya.
Selain itu, jika terjadi sesuatu di tengah laut, nelayan bisa langsung menghubungi pemerintah daerah atau siapapun selama nelayan berada di bawah berairan tiga mil.
Menurut Mutawalli nelayan juga dengan mudah mengetahui harga pasaran berbagai jenis ikan dan hasil tangkap lainnya ketika dijual ke pengepul.
"Apalagi di Kota Mataram ini tidak memiliki tempat pelelangan ikan (TPI), sehingga nelayan tidak mudah dimainkan oleh para pengepul terhadap harga ikan," ujarnya.
Peluncuran M-Fish di Kota Mataram diawali sekitar Februari 2015, dan diberikan kepada 265 nelayan dan saat ini nilai telah berhasil sehingga ditindaklanjuti.
"Bukti dari keberhasilan itu dengan adanya dua orang nelayan asal Bintaro yakni Bahrim dan Sayiful Bahri telah dipanggil Presiden RI Joko Widodo untuk mempersentasikan cara menggunakan aplikasi tersebut," katanya.
Selain itu, hasil tangkapan juga meningkat dengan rata-rata 50-100 kilogram per orang per hari dengan lama melaut lima sampai tujuh jam di laut.
"Kita berharap dengan adanya tindak lanjut dari program aplikasi M-Fish, hasil tangkapan nelayan akan terus meningkat," kata Mutawalli.
Sementara Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana meminta agar nelayan dapat memanfaatkan bantuan aplikasi yang telah diberikan oleh pihak ketiga.
Bantuan yang diberikan itu harus dimanfaatkan dan menjadi motivasi dalam mencari nafkah, karena M-Fish dihajatkan untuk meningkatkan produktivitas nelayan.
"Jangan sampai bantuan itu dicairkan atau dijual," katanya mengingatkan ratusan nelayan yang hadir.
Mohan mengatakan manfaat aplikasi "online" ini sangat bagus karena selain mendukung kerja para nelayan juga menjadi pendukung faktor keamanan.
"Ketika ada musibah nelayan hilang, minimal kita bisa mendeteksi posisi terakhirnya dimana," ujarnya.
Peluncuran aplikasi "online" itu dirangkaikan juga dengan penyerahan bantuan kepada nelayan, berupa genset, mesin ketinting dan bantuan sapi.
PT XL Axiata Tbk (XL) telah menyiapkan perluasan implementasi aplikasi untuk nelayan M-Fish ke berbagai daerah. Selain Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, sebelumnya di Lombok XL sudah menerapkan sejumlah lokasi di beberapa desa nelayan.
Saat ini kembali XL akan menambah perluasan wilayah di Mataram yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi lebih dari 23 ribu nelayan di seluruh Indonesia.
GM Sales Operational East 2, Dodyk Supriyono, mengatakan, XL cukup bangga bisa menambah lagi daerah yang dapat diberikan sejumlah aplikasi layanan digital yang inovatif dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat agar bisa lebih produktif.
Bagi XL yang terpenting adalah bagaimana bisa menangkap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan kita mampu menghadirkan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan itu.
"Kami yakin, jika masyarakat akhirnya sudah bisa menyadari betapa besar manfaat dari layanan digital, maka dengan sendirinya permintaan atas layanan digital akan datang dan terus tumbuh," kata Dodyk.
Aplikasi M-Fish mendapatkan apresiasi dari pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika. Karena itu pula, pada tahun 2016 ini Kementrian Kominfo akan ikut mendukung pengembangannya dengan antara lain menyediakan bantuan sekitar 100 ribu paket perangkat keras M-Fish.
Bantuan itu antara lain berupa ponsel pintar, serta pengisi batrei ponsel tenaga surya. Dukungan lain berupa penyediaan 3.000 tenaga pendamping bagi nelayan, serta dukungan bagi pengembangan infrastruktur jaringan ke lokasi penerapan M-Fish.
Seiring dengan visi pemerintah untuk menyediakan "Desa Broadband Terpadu" di berbagai penjuru tanah air, aplikasi M-Fish dari XL saat ini sejatinya telah memberikan manfaat bagi masyarakat nelayan di beberapa lokasi di Lombok.
Dengan pemanfaatan perangkat digital berupa aplikasi M-Fish itu kesejahteraan para nelayan kian meningkat dan tidak lagi hidup dalam lilitan kemiskinan.
Oleh Masnun Masud
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016