• Beranda
  • Berita
  • HM Sampoerna berencana "stock split" tingkatkan likuiditas

HM Sampoerna berencana "stock split" tingkatkan likuiditas

7 April 2016 20:59 WIB
HM Sampoerna berencana "stock split" tingkatkan likuiditas
Ilustrasi. Pabrik Sigaret Kretek. Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Paul Norman Janelle (dua kanan), Bupati Jember MZA Djalal (dua kiri) melinting rokok dalam peresmian pabrik sigaret kretek tangan (SKT) di Silo, Jember, Jawa Timur, Kamis (13/6/13). PT HM Sampoerna Tbk mendirikan pabrik SKT ketujuh di Jember yang menyerap tenaga kerja 4.500 orang dengan kapasitas produksi sekitar 3 miliar batang rokok kretek per tahun. (ANTARA FOTO/Seno)
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berencana untuk melakukan pemecahan nominal saham atau "stock split" dalam rangka meningkatkan likuiditas dan menarik minat lebih banyak investor.

Sekretaris Perusahaan HMSP, Ike Andriani dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis mengemukakan bahwa "stock split" akan dilakukan dengan rasio 1 banding 25 (1:25), dengan demikian harga saham perseroan sebesar Rp99.500 per lembar pada hari ini (7/4) dapat turun ke level harga saham kebanyakan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Perseroan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan BEI untk penentuan jadwal stock split," katanya.

Ia menambahkan bahwa perseroan akan mmelaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 April mendatang untuk mendapatklan persetujuan pemegang saham.

"Berdasarkan pengamatan perseroan, lebih dari 90 persen saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia saat ini diperdagangkan di bawah level Rp5.000 per saham," paparnya.

Dengan perseroan melakukan stock split, lanjut dia, maka sejalan dengan himbauan dari manajemen BEI yang menginginkan agar HMSP dapat memecah nilai nominal sahamnya agar terjangkau investor ritel.

Sementara itu tercatat total nilai kapitalisasi pasar HMSP di BEI mencapai Rp463 triliun, atau sekitar 9 persen terhadap seluruh kapitalisasi pasar yang tercatat di BEI Rp5.166 triliun.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016