Seusai menggelar pertemuan tertutup dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa, Amran menyatakan, guna memenuhi kebutuhan gula dalam negeri, pemerintah harus mengimpor gula dari beberapa negara seperti Thailand, Australia, dan Singapura.
"Dengan dibangunnya pabrik gula, diharapkan ke depan Indonesia tidak perlu lagi impor gula. Kita impor itu sesuai kebutuhan, bukan keinginan," katanya.
Menurut Amran, ke depan pihaknya akan mengembangkan pabrik gula baru sebanyak 10 unit dengan menggandeng investor di sejumlah wilayah seperti Kalimantan, Sumatera, Jawa maupun daerah lainnya di luar Jawa.
Dikatakannya, setiap unit pabrik gula yang akan dibangun memiliki kapasitas terpasang 10 ribu ton tebu per hari (ton cane per day/TCD) dengan nilai investasi Rp5 triliun.
Mentan menyatakan, kementerian siap membantu memfasilitasi bagi investor yang serius ingin mengembangkan pabrik gula baru dengan memiliki dana awal Rp1,5 triliun.
"Itu artinya disiapkan dana awal, jangan kita ada investor tetapi dananya tidak siap," katanya.
Sementara itu untuk pabrik gula yang telah ada namun kekurangan lahan, lanjutnya, maka diharapkan dapat mengoptimalkan lahan sekitarnya.
Terkait dengan lahan perkebunan tebu untuk pabrik gula yang sudah ada, Kementerian Pertanian akan bekerja sama dengan Perum Perhutani.
Sejauh ini pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Perum Perhutani, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
"(Komunikasi) sudah berjalan. Terkait izinnya (dari Perhutani) sedang proses. Kita targetkan dua juta hektare (ha), satu juta ha untuk sapi, 500 ribu ha untuk gula, dan 500 ribu ha untuk jagung," katanya.
Pada kesempatan tersebut Mentan juga menyatakan, pemerintah bersama APTRI menyepakati untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu hingga mencapai 100 ton per hektare dengan rendemen 10 persen atau "program 110".
"Guna mencapai program 110, kami memberikan beberapa dukungan seperti penyediaan bibit. Dirjen Perkebunan akan ditugaskan untuk memperhatikan hal tersebut," katanya.
Menurut dia, saat ini produktivitas tanaman tebu berkisar antara 50-70 ton per hektare sehingga dengan pemberian bibit unggul diharapkan mampu meningkat menjadi 100 ton.
Pewarta: SUbagyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016