Museum Snoopy dibuka di Jepang

22 April 2016 11:18 WIB
Museum Snoopy dibuka di Jepang
Ilustrasi--Snoopy Studios di Universal Studios Jepang dalam foto yang diambil 31 Januari 2009. (Flickr/Mulberry24)
Jakarta (ANTARA News) - Museum Snoopy yang menampilkan karya Charles M. Schulz, kreator komik strip Peanuts, dibuka di Tokyo, Jepang.

Pembukaan museum temporer yang menjadi cabang resmi pertama di luar Amerika Serikat dari Museum Charles M. Schulz California itu ditandai dengan pameran "My Favorite Peanuts".

Pameran itu menghadirkan kartun asli dalam skala besar karya Schulz, yang karakter-karakternya seperti Charlie Brown, Lucy, Linus dan Snoopy telah mencuri hati penggemar dari berbagai negara, termasuk Jepang.

"Budaya Jepang bisa mengapresiasi komik dan mungkin membantu mengembangkan sebagian di antaranya," kata Paige Braddock, direktur kreatif di Charles M. Schulz Creative Associates.

"Sebagai kartunis dan juga penggemar kartun, saya suka datang ke Jepang dan melihat berbagai karakter komik di sini, tapi saya kira ada juga komponen kaligrafi dalam karya Schulz, goresan tangan itu yang mungkin menarik bagi penggemar Jepang sejak awal."

Komik strip Schulz pertama kali terbit tahun 1950 dan berlanjut hingga 13 Februari 2000, sehari setelah sang kartunis meninggal dunia pada usia 77 tahun.  Gambarnya telah muncul di lebih dari 2.600 surat kabar seluruh dunia.

Meski Snoopy populer di Jepang, karakter anjing pemburu itu juga bersaing dengan tokoh kartun lain seperti Hello Kitty dan pahlawan dalam manga.

"Saya kira ini tantangan untuk memperkenalkan Snoopy pada penggemar yang mungkin tidak tahu Snoopy," kata Braddock.

"Tapi sekali mereka menemukan Snoopy, ada kebenaran universal dalam komik yang saya kira menarik untuk setiap generasi... karena komik tak hanya tentang humor, tapi tentang hubungan, tentang kegagalan, tentang kebahagiaan, komik membahas beragam emosi manusia dan bercerita."

Museum Snoopy Tokyo dibuka pada Sabtu dan akan berhenti beroperasi pada September 2018, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.

Penerjemah:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016