Petani Baduy panen raya padi huma

23 April 2016 10:32 WIB
Petani Baduy panen raya padi huma
Ribuan warga Baduy mengikuti upacara Seren Taun atau Seba Baduy di Serang, Banten, Sabtu (25/4/15) malam. Upacara Seren Taun digelar rutin tiap tahun setelah panen raya dengan menyerahkan beras, palawija, gula merah dan hasil bumi lainya kepada Gubernur Banten, Bupati Lebak serta Camat Leuwi Damar. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Lebak (ANTARA News) - Petani masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten panen raya padi huma yang dikembangkan di lahan darat sehingga dapat memenuhi ketahanan pangan di daerah itu.

"Kami panen padi huma seluas satu hektar," kata Sanca (45), vseorang warga Baduy warga Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Sabtu.

Sanca memanen padi huma melalui sewa tanah di Kecamatan Gunungkencana karena areal pertanian di tanah adat relatif terbatas.

Masyarakat Baduy kini mengembangkan tanaman padi huma di lahan-lahan milik Perum Perhutani maupun sewa tanah milik orang lain.

Selama ini, masyarakat Baduy belum pernah terjadi ancaman kelaparan maupun kerawanan pangan.

Sebab, hasil produksi beras dari bercocok tanam padi huma di ladang melimpah dan surplus.

Selain itu juga hasil panen padi huma tersebut tidak dijual, melainkan disimpan di lumbung pangan atau rumah leuit.

"Kami berharap panen padi huma bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga," katanya.

Begitu juga Panja (50) seorang petani Baduy warga Kadu Ketug Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengaku panen padi huma tahun ini cukup bagus karena didukung curah hujan.

Kemungkinan panen padi huma bisa mencapai 20 karung dan bisa memenuhi kebutuhan pangan selama setahun.

"Kami selain menanam padi huma juga menanam budi daya umbi-umbian, pisang dan jagung," katanya.

Kepala adat yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengatakan saat ini masyarakat Baduy belum pernah mengalami kerawanan pangan karena setiap panen padi huma disimpan di lumbung-lumbung pangan atau leuit.

Saat ini, jumlah lumbung pangan tercatat 405 lumbung dan setiap lumbung dapat menampung gabah antara empat sampai lima ton.

Disamping itu juga masyarakat Baduy menerima program beras untuk masyarakat miskin atau raskin.

Karena itu, masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.620 jiwa dan terdiri dari laki-laki 5.870 jiwa dan perempuan 5.570 jiwa terpenuhi ketersedian pangan.

"Kami terus mengembangkan bercocok tanam padi huma untuk mempertahankan kemandirian pangan. Penanaman padi huma itu dilakukan setiap setahun sekali dengan masa panen selama enam bulan," katanya.

Ia menyebutkan, kawasan masyarakat Baduy yang tinggal di tanah hak ulayat seluas 5.100 hektar dan di antaranya 3.000 hektar hutan lindung yang tidak bisa dilakukan pertanian.

Masyarakat Baduy hanya bisa menggarap pertanian seluas 2.100 hektar dan perlu adanya penambahan lahan pertanian itu.

"Kami mencatat 2012 masyarakat Baduy membeli tanah di luar kawasan tanah hak adat ulayat sekitar 900 hektar," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan selama ini prinsip masyarakat Baduy menata produksi pangan cukup bagus sejak nenek moyang sehingga belum mengalami krisis pangan.

Mereka mempertahankan pangan dengan bercocok tanam padi gogo di lahan darat tanpa menggunakan pupuk kimia.

Bahkan, produksi pangan di kawasan Baduy surplus dan melimpah, karena mereka sebagian gabah disimpan di lumbung pangan atau rumah leuit.

"Penyimpanan gabah itu untuk mempertahankan ketahanan pangan," ujarnya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016