• Beranda
  • Berita
  • Menperin ingin industri sawit tetap tumbuh di tengah moratorium izin lahan

Menperin ingin industri sawit tetap tumbuh di tengah moratorium izin lahan

25 April 2016 18:35 WIB
Menperin ingin industri sawit tetap tumbuh di tengah moratorium izin lahan
Target Produksi CPO. Sejumlah truk bermuatan kelapa sawit menunggu antrean bongkar muat di salahsatu perusahaan pengolahan sawit di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau, Selasa (16/9/14). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menargetkan produksi minyak sawit mentah (CPO) pada 2015 mencapai 33 juta ton, sebanyak 22 juta ton ditujukan bagi pasar ekspor sedangkan 11 juta ton diserap pasar dalam negeri. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Karena ini dari tenaga kerja langsung yang terserap ada sekitar 6 juta. Kan sangat besar harus dipertahankan dan jadi pemasukan yang besar buat negara."

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin ingin industri pengolahan kelapa sawit tetap tumbuh di tengah moratorium pembukaan lahan baru untuk perkebunan sawit dan tambang yang diperintahkan Presiden Joko Widodo.

Untuk itu, Saleh akan mengikuti arahan Presiden Jokowi sambil berkoordinasi dengan pihak internal yang menangani industri tersebut.

"Itu kan yang mengurus sektor, nanti kami berkoordinasi," ujar Saleh ditemui di Jakarta, Senin.

Memurut Saleh, industri pengolahan sawit turut berkontribusi dalam menghasilkan devisa, khususnya untuk industri crude palm oil (CPO).


Kendati terjadi penurunan pendapatan devisa pada 2015, namun angka 18 miliar dollar AS dinilainya tetap kontributif jika dibandingkan 2014 yang sebesar 21,6 miliar.


"Mau cari dimana lagi, kan semuanya dari dalam negeri bahan bakunya nggak ada impor sama sekali," ujarnya.

Dalam hal ini, Saleh juga memaparkan jumlah tenaga kerja langsung yang terlibat pada industri ini, sehingga perlu dipertahankan pertumbuhannya.

 "Karena ini dari tenaga kerja langsung yang terserap ada sekitar 6 juta. Kan sangat besar harus dipertahankan dan jadi pemasukan yang besar buat negara," katanya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016