"Tadi Pak Wapres menekankan bagaimana agar kami bisa mengekspor gagasan Islam Nusantara itu," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj seusai bertemu Wapres di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, konsep Islam Nusantara sudah mulai menyita perhatian publik di berbagai belahan dunia.
"Bahkan, menteri dan beberapa ulama dari Maroko sudah tidak sabar ingin mendengarkan pidato saya tentang Islam Nusantara di acara ISOMIL nanti," ujarnya dengan menambahkan bahwa Wapres akan menghadiri acara penutupan "International Summit of Moderate Islamic Leader" (ISOMIL) di Jakarta pada 11 Mei 2016.
Said mengemukakan, Islam Nusantara lebih humanis dan antikekerasan berbeda dengan Islam yang berkembang di Timur Tengah.
"Kami mendukung pemerintah yang berpihak pada ajaran Islam yang ramah dan damai," ujarnya.
Menanggapi radikalisme yang ada di Indonesia, Said mengatakan, hal itu tidak didasari ideologi yang kuat seperti di Timur Tengah.
Ia melihat radikalisme di Indonesia lebih didasari faktor nonideologis, seperti pengangguran, kemiskinan, dendam, dan lain sebagainya.
"Berbeda dengan di Timur Tengah yang memang dilatarbelakangi oleh idealisme mereka tentang agama," katanya menambahkan.
Pewarta: M Irfan Ilmie
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016