"Terutama pasar domestik harus kita kuasai sendiri, lalu membuka pasar baru di Middle East (Timur Tengah) dan Afrika," kata Saleh usai meresmikan Munas API ke XIV di Jakarta, Rabu.
Saleh menyampaikan, pengamanan pasar domestik tersebut bertujuan agar industri TPT di dalam negeri tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan potensi pasar yang sangat besar di Indonesia.
Saleh meyakini, pasar global terutama industri TPT akan terus membaik yang akan diikuti kenaikan permintaan, di mana perlu kita disikapi secara bijaksana agar peluang yang ada dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Tidak mungkin daya beli turun terus, pasti akan naik kembali. Untuk itu perlu persiapan dengan terus melakukan peningkatan daya saing dan perluasan pasar ke pasar non tradisional," ujar Saleh.
Industri TPT nasional, lanjutnya, yang telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional dapat menjadi modal yang kuat guna menembus pasar global.
Oleh karena itu, tambah Saleh, penting bagi Indonesia untuk memposisikan diri pada segmen menengah ke atas secara lebih agresif dengan mulai memperkenalkan branding
Indonesia.
Menurut Saleh, industri tekstil saat ini tidak hanya menghasilkan produk untuk kebutuhan sandang atau pakaian, tetapi telah berkembang menjadi industri tekstil non sandang yang digunakan.
Misalnya, untuk material pembangunan infrastruktur jalan tol, agro-textiles, medis, industri makanan; minuman sampai industri otomotif serta industri manufaktur konsumsi lainnya.
Jenis industri ini poluler disebut komoditi industri non woven yang pasarnya luas dan permintaannya besar, rata-rata meningkat dalam periode 5 tahun terakhir sebesar 9,9 persen per tahun, di mana Indonesia baru bisa mensuplai 0,47 persen dari kebutuhan dunia.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016