Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjelaskan hasil pertemuan antara perwakilannya dan pemerintah dengan badan sepak bola dunia atau FIFA.Tindakan selanjutnya kami menunggu arahan dari Presiden, untuk hasil selengkapnya, intinya memang ada perkembangan positif, namun saya belum bisa menjelaskan secara detail."
"Alhamdulillah pertemuan cukup kondusif dan melahirkan beberapa poin penting. FIFA mengingatkan pemerintah melalui surat yang dikirimkan kepada Mensesneg pada hari yang sama. Suspension FIFA akan dicabut hanya apabila pemerintah mencabut pembekuan terhadap PSSI," kata Agum Gumelar selaku Dewan Kehormatan PSSI.
Dikutip oleh Antara di Jakarta, dari laman PSSI, pertemuan yang sebelumnya direncanakan Senin (25/4) diundur ke hari Selasa (26/4) waktu setempat di Zurich, Swis, karena kesibukan Presiden FIFA Gianni Infantino.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan PSSI selaku Ketua Dewan Kehormatan Bapak Agum Gumelar dan dari Pemerintah selaku Ketua KOI, Bapak Erick Thohir.
Berlangsung selama 75 menit pertemuan tersebut cukup padat. FIFA menyampaikan kekhawatirannya terhadap PSSI dan sepakboa Indonesia yang hingga saat ini belum ada perkembangan untuk dapat kembali ke keluarga sepakbola internasional.
FIFA dalam suratnya juga membahas mengenai KLB dimana hal tersebut merupakan ranahnya PSSI beserta Statuta dan anggotanya.
"KLB seperti yang saya sudah berulangkali bicara hanya dapat dilakukan sesuai Statuta PSSI yang sudah sesuai dengan standar statuta FIFA," katanya.
Diharapkan setelah mendapatkan pencerahan langsung dari FIFA pemerintah dapat mencabut pembekuan yang diikuti dengan pencabutan suspension FIFA.
Sementara itu, Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan bahwa pencabutan pembekuan PSSI oleh pemerintah menunggu arahan dari Presiden.
"Tindakan selanjutnya kami menunggu arahan dari Presiden, untuk hasil selengkapnya, intinya memang ada perkembangan positif, namun saya belum bisa menjelaskan secara detail," kata Gatot.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016