Pakar nyeri dari klinik nyeri dan tulang belakang di Jakarta, dr Ade Sri Wahyuni menganjurkan kita mengistirahatkan lutut dari aktivitas berat untuk mengurangi intensitas nyeri.
"Begitu juga pada mereka dengan obesitas, sangat dianjurkan untuk melakukan diet untuk mengurangi berat badan,” ujar Ade dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.
Selain itu, lanjut dia, melakukan kompres dingin menggunakan es, juga dapat mengurangi nyeri dan mengurangi pembengkakan.
“Dilakukan setidaknya 15-20 menit setiap 3-4 jam selama kurang lebih 2-3 hari hingga gejala nyeri hilang. Beberapa alat bantu seperti elastic bandage, straps juga dapat membantu penyembuhan nyeri lutut derajat ringan," kata Ade.
Kemudian, ada kasus yang lebih berat, dokter ahli nyeri mungkin menganjurkan dilakukan penyuntikan kortikosteroid, asam hialuronic dan platelet-rich plasma (PRP) langsung ke sendi lutut.
“Baik suntikan kontikosteroid maupun asam hialuronic keduanya terbukti mampu menghilangkan gejala nyeri dengan segera, serta mengurangi inflamasi pada sendi lutut,” tutur Ade.
Faktor risiko nyeri lutut
Ade menyebutkan terdapat beberapa faktor yang dapat meningaktkan risiko terjadinya nyeri lutut, meliputi:
1. Kelebihan berat badan.
Obesitas atau berat badan berlebih ternyata dapat memicu stress pada sendi lutut. Hal ini terjadi bahkan saat melakukan aktivitas sederhana seperti jalan kaki, naik dan turun tangga.
Dari beberapa literatur medis dikatakan bahwa obesitas akan mempercepat terjadinya osteoarthritis, karena mempercepat kerusakan cartilage (bantalan sendi).
2. Berkurangnya kekuatan otot.
Kekuatan otot ternyata berperan penting dalam terjadinya cidera lutut. Otot-otot yang lemah di sekitar sendi tidak mampu menopang beban sendi, dikarenakan tidak memiliki kemampuan dalam menyerap beban tubuh yang selanjutnya mengakibatkan stress pada persendian termasuk sendi lutut.
3. Riwayat cedera lutut.
Seseorang yang pernah mengalami cedera pada lutut akan memperbesar risiko cidera kembali terulang.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016