Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN Jasyanto di Jakarta, Rabu, mengatakan pemanfaatan LSU--02 untuk potret garis pantai tersebut guna mendukung upaya Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk pengumpulan data guna pemetaan garis pantai dan memperbarui teritorial Indonesia.
Lebih lanjut, ia mengatakan LSU milik LAPAN ini menjadi alat pemotretan yang diandalkan untuk pemetaan garis pantai, mengingat kebutuhan yang sangat spesifik terhadap karakteristik garis pantai, yang tentunya tidak dapat ditangkap dengan mudah sewaktu-waktu oleh satelit yang melintas.
LSU-02 melaksanakan misi pemotretan garis pantai selatan Pulau Jawa sepanjang 300 km, mulai dari Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuju Pantai Popoh di Trenggalek, Jawa Timur.
Kemudian, menurut dia, dilanjutkan di Pantai Pacitan, Jawa Timur. Dan pada Minggu (8/5), pesawat tanpa awak LAPAN akan melanjutkan pemotretan tahap ketiga, yaitu garis pantai sepanjang 100 km di Pantai Popoh, Trenggalek.
Kegiatan ini merupakan implementasi kerja sama yang dijalin Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN dengan Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PPKLP) BIG. Program ini diharapkan dapat merealisasikan percepatan pemetaan garis pantai.
Salah satu misi besar kegiatan ini yaitu untuk menentukan luas teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk LAPAN, kegiatan tersebut menjadi sarana dalam meningkatkan pengembangan riset penerbangan dengan makin menciptakan keandalan teknologi LSU untuk berbagai aplikasi, ujar Jasyanto.
Sebelumnya LAPAN telah mengembangkan berbagai jenis LSU dan telah dimanfaatkan. LSU--01 bermanfaat untuk kegiatan tanggap darurat kebencanaan, seperti pemotretan wilayah banjir, tanah longsor, dan gunung berapi. Kemudian, LSU--02 sebagai pesawat tanpa awak (nir-awak) yang mempunyai misi utama pemotretan udara jarak jauh.
LAPAN juga mengembangkan LSU--03 yang mampu meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2015 untuk kategori pesawat tanpa awak terbang menempuh jarak jauh yaitu 340 km.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016