Pekalongan (ANTARA News)- Museum Batik Pekalongan telah menyimpan 800 lebih koleksi batik kuno dan modern se-Indonesia sebagai upaya untuk melestarikan salah satu hasil karya budaya warisan nenek moyang.
Pemandu Museum Batik Pekalongan, Ahmad Faizin, di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa koleksi batik yang tersimpan di Museum Batik Pekalongan ini ada yang dibuat pada 1900-an atau saat masa penjajahan Belanda hingga sekarang.
"Koleksi batik yang dibuat pada 1900-an barasal dari Cirebon dan disumbangkan ke museum oleh pemiliknya, Soejatun Damais warga Jakarta," katanya.
Ia mengatakan, kondisi batik itu kini sudah mulai tampak rapuh sehingga bagi para pengunjung yang ingin melihat koleksi batik tidak diperbolehkan memegang benda karena dikhawatirkan bisa merusak keutuhan kain batik itu.
"Kami mempersilakan para pengunjung melihat koleksi batik tetapi dilarang memegang benda itu karena dikhawatirkan bisa merusak keutuhan kain batik," katanya menjelaskan.
Jenis corak dan motik batik di Museum Batik Pekalongan, menurut dia, ada yang bermotif "alas-alasan", "boketan", "cinderella", parang, kawung, semen, truntum, dan lainnya.
Ia mengatakan, saat ini hanya ada 300-an koleksi batik yang terpajang di dinding Museum Batik Pekalongan dan setiap tiga bulan sekali, batik itu ditutunkan untuk diganti dengan koleksi batik lainnya.
"Setiap tiga atau empat bulan sekali, kami menurunkan koleksi batik itu untuk diganti dengan koleksi batik lainnya yang disimpang di museum ini," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007