Sekretaris Paguyuban Bus Malam Terminal Dhaksinarga Sarman di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan puncak arus balik terjadi pada Minggu siang dengan kenaikan mencapai 500 persen, bila dibandingkan libur akhir pekan.
"Kalau total lebih dari 1.500 penumpang, padahal setiap harinya hanya ada 300 penumpang yang diberangkatkan di sini," kata Sarman.
Sarman mengungkapkan total lebih dari 50 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang mulai diberangkatkan sejak 12.00 WIB. Umumnya, penumpang menuju kota-kota besar seperti Jakarta, Bekasi dan Bandung.
"Kebanyakan para perantau yang usai berlibur kemarin," ungkapnya.
Ia mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang ada, sejumlah otobus terpaksa mengoperasionalkan bus tambahan yang mereka miliki.
"Seperti Maju Lancar itu menambah lima bus tambahan. Biasanya yang digunakan itu bus pariwisata," jelasnya.
Meski mengalami kenaikan secara signifikan, Sarman mengakui bahwa pemilik otobus tidak berani menaikan ongkos yang ada. Sebagian besar tujuan Jabodetabek "Tarif masih sama, untuk eksekutif masih di sekitaran Rp220.000 untuk rute Wonosari-Jakarta dan bus AC biasa sekitar Rp130.000," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang penumpang Ramha Fitriyani mengaku lebih memilih mode angkutan umum jenis bus karena bisa langsung mengantarkannya sampai di kota tujuan.
"Kalau pakai pesawat terbang itu terlalu jauh," katanya.
Selain itu, dipilihnya hari terakhir libur panjang untuk kembali ke perantauan dikarenakan menghindari kemacetan yang ada. "Takut macet saja mas di Jakarta, maka dari itu saya pilih berangkat hari ini," pungkasnya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016